WASHINGTON – Sekelompok aktivis pelajar berkumpul di Washington DC pada Senin (6/6) siang, menuntut tindakan dari para politisi Amerika Serikat (AS) menyusul rentetan insiden penembakan massal yang terjadi selama beberapa pekan terakhir.
Para anggota Students Demand Action, sebuah kelompok advokasi yang berkomitmen untuk mengakhiri kekerasan bersenjata di berbagai komunitas Amerika, menggelar unjuk rasa di dekat Capitol Reflecting Pool.
Dengan puluhan remaja yang memakai rompi antipeluru berdiri di panggung, para pembicara satu per satu berorasi di podium untuk membahas masalah kekerasan bersenjata.
Manny Macedo, ketua Students Demand Action cabang Los Angeles, mengatakan “berapa banyak lagi dari kami harus tewas untuk mendapatkan perhatian dari mereka yang duduk di kursi pemerintahan? Berapa banyak lagi pemakaman yang harus kami hadiri?”
Para pengunjuk rasa sesekali berteriak, “Para senator, tolonglah bertindak. Jangan memalingkan muka. Jangan memalingkan muka. Jangan memalingkan muka.”
Di halaman utara atau North Lawn yang menghadap ke Washington Monument di National Mall, membentang Gun Violance Memorial yang terdiri dari barisan vas putih berisi bunga berwarna putih dan oranye.
Pihak penyelenggara mengatakan memorial tersebut ditujukan mengenang para korban kekerasan bersenjata di seluruh AS, mendesak kongres agar menemukan keberanian untuk bertindak.
Debat nasional tentang pengendalian senjata kembali dibuka menyusul rentetan insiden penembakan bersenjata baru-baru ini, termasuk pembantaian di sebuah sekolah dasar di Uvalde, Texas, yang menewaskan 19 siswa dan dua orang guru bulan lalu.
Para anggota Senat dari kubu Demokrat dan Republik telah terlibat dalam pembahasan soal senjata, tetapi reformasi yang komprehensif sulit tercapai lantaran perpecahan politik dan ideologis di Capitol Hill.
Unjuk rasa di ibu kota AS pada Senin tersebut diadakan tidak lama setelah akhir pekan mematikan lainnya yang diwarnai dengan insiden kekerasan bersenjata. Setidaknya 17 orang tewas dan 62 lainnya luka-luka dalam 11 insiden penembakan massal di seluruh AS selama akhir pekan lalu.
Pada Minggu (5/6) dini hari waktu setempat, insiden penembakan terjadi di luar sebuah kelab malam di Chattanooga, Tennessee, mengakibatkan tiga orang tewas dan 14 lainnya luka-luka.
Beberapa jam sebelumnya di Philadelphia, Pennsylvania, beberapa orang pelaku penembakan melepaskan tembakan ke arah kerumunan orang di sebuah kawasan hiburan malam yang populer, menewaskan tiga orang dan melukai 11 lainnya.
AS mencatat 247 insiden penembakan massal selama sekitar lima bulan terakhir, dan lebih dari 18.700 nyawa melayang akibat kekerasan bersenjata, menurut data terkini dari Gun Violence Archive.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service