BEIJING, China membukukan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal pertama (Q1) tahun ini. Meski terdapat tekanan ke bawah dalam jangka pendek dari beberapa ketidakpastian yang melampaui perkiraan, negara tersebut masih mencatatkan sejumlah kondisi yang menguntungkan untuk mengamankan ekspansi ekonomi yang stabil tahun ini.
Fu Linghui, juru bicara Biro Statistik Nasional China, menguraikan sejumlah tantangan yang dihadapi oleh negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia tersebut beserta solusinya dalam sebuah konferensi pers pada Senin (18/4).
Simak poin-poin penting dari konferensi pers tersebut serta komentar Fu soal situasi terkini dan prospek masa depan.
— Outputindustri nilai tambah China, sebuah indikator ekonomi yang penting, naik 6,5 persen (yoy) pada Q1.
— Outputsektor manufaktur meningkat 6,2 persen, sedangkan produksi dan pasokan listrik, panas, gas, serta air naik 6,1 persen.
Penjualan retail di wilayah perkotaan mencapai 9,43 triliun yuan pada Q1, naik 3,2 persen (yoy), sedangkan penjualan retail di wilayah pedesaan naik 3,5 persen (yoy).
Pada Q1, investasi aset tetap dari sektor swasta meningkat 8,4 persen dari tahun sebelumnya ke angka 5,96 triliun yuan, yang menyumbang lebih dari separuh nilai total.
— Investasi China dalam pengembangan properti naik 0,7 persen (yoy) menjadi sekitar 2,78 triliun yuan selama periode tersebut.