Lembaga Pemasyarakatan Litoral di Guayaquil menjadi lokasi kerusuhan lainnya pada 29 September, yang menewaskan 118 narapidana. Peristiwa itu dianggap sebagai kerusuhan penjara terburuk yang pernah terjadi dalam sejarah Ekuador. Insiden ini membuat sang presiden menetapkan status darurat selama 60 hari di sistem penjara Ekuador demi menghentikan gelombang kekerasan.
QUITO, Jumlah korban jiwa akibat bentrokan di Lembaga Pemasyarakatan Litoral di Kota Guayaquil, Ekuador, bertambah menjadi 68, seperti dilaporkan Kantor Kejaksaan Agung Ekuador pada Sabtu (13/11).
Bentrokan itu terjadi pada Jumat (12/11) malam dan Sabtu pagi. Laporan awal menyebut 58 orang tewas sementara 12 lainnya luka-luka akibat peristiwa tersebut, menurut laporan sebelumnya dari pihak kepolisian dan pemerintah Provinsi Guayas.
Insiden itu terjadi di paviliun 2 di penjara tersebut, yang menampung sekitar 700 narapidana, dan melibatkan peledakan, penggunaan pisau, dan pembakaran kasur.
Pihak kepolisian mengatakan bentrokan itu merupakan imbas dari perebutan kekuasaan sejumlah kelompok yang terkait dengan perdagangan narkoba.
Lewat akun Twitter, Presiden Ekuador Guillermo Lasso menyampaikan bahwa dirinya telah membentuk sebuah komite keamanan untuk menganalisis situasi.
Bentrokan antargeng yang berselisih sering terjadi di penjara Ekuador dan sepanjang 2021 telah merenggut lebih dari 300 jiwa hingga saat ini, menurut sejumlah laporan polisi.
Lembaga Pemasyarakatan Litoral di Guayaquil menjadi lokasi kerusuhan lainnya pada 29 September, yang menewaskan 118 narapidana. Peristiwa itu dianggap sebagai kerusuhan penjara terburuk yang pernah terjadi dalam sejarah negara di Amerika Selatan tersebut. Insiden ini membuat sang presiden menetapkan status darurat selama 60 hari di sistem penjara Ekuador demi menghentikan gelombang kekerasan. [Xinhua]