MANILA – Ekspor Filipina ke China “meningkat secara signifikan” selama pemerintahan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, menurut Departemen Perdagangan dan Perindustrian Filipina pada Selasa (24/8) malam, seraya mengaitkan peningkatan tersebut dengan sikap kebijakan luar negeri yang independen di era Duterte.
Dalam sebuah pertemuan di istana kepresidenan, Menteri Perdagangan Filipina Ramon Lopez mengatakan ekspor Filipina ke China mencapai 9,8 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.391) pada 2019, meningkat 59 persen dalam kurun waktu empat tahun.
“Dari Januari hingga Juni 2021, ekspor kami ke China mencapai 5,5 miliar dolar AS atau meningkat 34 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020,” imbuhnya.
“China telah secara luas menerima produk ekspor kami, sehingga produk kami mudah masuk ke pasar China,” kata Lopez. Sementara itu, investasi China terus mengalir ke Filipina selama pemerintahan Duterte, bahkan di tengah pandemi COVID-19, katanya, seraya menambahkan Filipina memperoleh keuntungan dari sikap kebijakan luar negeri yang independen di era Duterte.
Setelah Duterte menjabat sebagai presiden pada 2016, dia mengumumkan bahwa pemerintahannya akan memilih kebijakan luar negeri yang independen.
Selain itu, Lopez mengatakan penandatanganan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) oleh 15 negara peserta pada November tahun lalu adalah “hal baik lainnya” selama pemerintahan Duterte. “RCEP adalah perjanjian perdagangan bebas yang bersejarah,” kata Lopez. [Xinhua]