KUALA LUMPUR – Produk Domestik Bruto (PDB) usaha kecil dan menengah (UKM) Malaysia mengalami kontraksi 7,3 persen menjadi 512,8 miliar ringgit (1 ringgit = Rp3.424) pada 2020, ketika pandemi COVID-19 memukul bisnis di Malaysia, tunjuk data resmi pada Rabu (28/7).
Departemen Statistik Malaysia (Department of Statistics Malaysia/DOSM) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa krisis kesehatan berkepanjangan yang disebabkan oleh pandemi pada 2020 telah memengaruhi bisnis di Malaysia terutama UKM.
Perintah pengendalian pergerakan nasional yang mencakup berbagai langkah untuk mencegah penyebaran COVID-19 telah mengakibatkan penurunan pada seluruh sektor ekonomi Malaysia, imbuh departemen itu.
“PDB UKM untuk tahun 2020 mengalami kontraksi 7,3 persen, lebih tinggi dari penurunan PDB Malaysia dan PDB Non-UKM yang masing-masing tercatat negatif 5,6 persen dan negatif 4,6 persen. Sejak 2004, ini kali pertama kinerja UKM lebih rendah dari PDB Malaysia dan PDB Non-UKM,” papar departemen tersebut.
UKM berkontribusi 38,2 persen terhadap total PDB Malaysia tahun lalu.
Menurut DOSM, PDB UKM untuk semua sektor mencatat pertumbuhan negatif pada 2020.
Nilai tambah UKM untuk sektor jasa turun 9,2 persen pada 2020, sektor konstruksi anjlok 15,4 persen, sektor manufaktur turun 2,9 persen. Sektor pertambangan (mining) dan penambangan material (quarry) turun 7,1 persen, sementara sektor pertanian turun 0,3 persen. [Xinhua]