JENEWA – Perwakilan tetap dari 48 negara di Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa (UNOG) pada Kamis (15/7) menyampaikan surat kepada Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan menyuarakan dukungan mereka dalam upaya memajukan penelitian asal-usul SARS-CoV-2 secara global dan menentang politisasi penelusuran asal-usul tersebut.
Para diplomat menyoroti bahwa COVID-19 adalah musuh bersama umat manusia, dan hanya dapat dikalahkan dengan solidaritas dan kerja sama komunitas internasional.
Kerja sama penelitian asal-usul SARS-CoV-2 merupakan aspek penting dalam perang melawan pandemi COVID-19, kata mereka dalam surat tersebut. “Sebagaimana diatur dalam resolusi WHA 73.1 berjudul Respons COVID-19, tujuan penelusuran asal-usul adalah untuk mengidentifikasi sumber zoonosis virus dan rute penularan ke populasi manusia, termasuk kemungkinan peran inang perantara.”
Para diplomat menekankan bahwa penelitian tentang asal-usul virus corona adalah “ranah ilmu pengetahuan, dan harus dilakukan di seluruh dunia oleh para ilmuwan.”
“Penelusuran asal-usul tidak boleh dipolitisasi,” kata mereka. “Jika tidak, kerja sama global dalam penelitian asal-usul akan terhambat, dan upaya antipandemi global akan terancam.”
Para diplomat juga menyambut baik publikasi Laporan Gabungan dari studi global yang diadakan WHO tentang asal-usul SARS-CoV-2 dan menghargai kerja keras para ilmuwan dari kelompok ahli bersama, seraya menekankan bahwa penelitian global tentang penelusuran itu “harus didasarkan dan dipandu oleh laporan ilmiah ini.”
Mereka meminta Sekretariat WHO, sesuai dengan resolusi yang relevan dari Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly/WHA), untuk bekerja sama dengan negara-negara anggota guna memajukan penelitian asal-usul di seluruh dunia, dan mengambil langkah-langkah efektif demi mencegah faktor politik mengganggu proses penelitian tersebut. [Xinhua]