ISTANBUL – Hari itu menjadi salah satu hari tersibuk di sebuah rumah sakit pandemi di Istanbul, dengan ratusan orang menunggu di ruang vaksinasi COVID-19 dan bangku di taman untuk janji temu.
Rumah Sakit Gawat Darurat Feriha Oz, yang didirikan tahun lalu dan dengan kapasitas 1.008 tempat tidur di sisi Asia kota tersebut, belum pernah melihat kerumunan seperti itu sejak kampanye vaksinasi nasional dimulai pada Januari, menurut Mehtap Karaca Demiray, seorang perawat yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan vaksinasi.
“Hari ini, kami memiliki lebih dari 1.400 janji temu” kata Demiray kepada Xinhua pada Kamis (6/5). “Kami mulai pukul 08.30 pagi, dan kami akan selesai saat tengah malam.”
Turki memulai kampanye vaksinasinya dengan vaksin Sinovac China pada 14 Januari, dengan prioritas diberikan kepada para profesional tenaga kesehatan dan lansia.
Hingga awal April, negara itu hanya menggunakan vaksin CoronaVac buatan Sinovac. Turki kemudian memasukkan vaksin Pfizer-BioNTech ke dalam program tersebut dan akan menambahkan Sputnik V Rusia dalam beberapa hari mendatang.
Sejauh ini, dua puluh lima juta vaksin telah diberikan di negara itu.
Para dokter Turki sepakat bahwa mereka sekarang memiliki cukup data di lapangan untuk meninjau efikasi CoronaVac dengan lebih tepat.
“Berdasarkan pengamatan kami di lapangan, kami dapat mengatakan bahwa vaksin Sinovac 100 persen mencegah kematian dan perawatan intensif di rumah sakit,” kata Nurettin Yiyit, dokter kepala di rumah sakit itu, kepada Xinhua, merujuk pada situasi umum di negara itu.
“Berbagai tahap studi sudah membuktikan efikasinya, tetapi catatan kami di lapangan jauh lebih baik,” lanjutnya sambil memeriksa vaksinasi yang sedang berlangsung.
Yiyit juga mengelola Rumah Sakit Penelitian dan Pelatihan Sancaktepe Ilhan Varank.
Berbicara tentang situasi di dua rumah sakitnya, dia mengatakan sekitar 4.000 tenaga kesehatan menerima dosis kedua pada Februari. Sejak saat itu, hanya 60 kasus COVID-19 yang dilaporkan di kalangan mereka, tanpa kasus rawat inap maupun kematian.
Perlindungan dari vaksin itu menjadi lebih jelas selama puncak gelombang ketiga pandemi, yang dimulai pada Maret. Jumlah kasus baru harian melebihi ambang batas 60.000 di seluruh negara tersebut, dan pemerintah Turki harus mengumumkan pemberlakuan karantina wilayah (lockdown) penuh hingga 17 Mei untuk mengendalikan peningkatan kasus itu.
Yiyit menyatakan bahwa Turki memasuki gelombang baru COVID-19 setelah memvaksinasi lebih dari 85 persen profesional tenaga kesehatan dan warga berusia 65 tahun ke atas dengan vaksin Sinovac.
Usia rata-rata pasien yang menjalani rawat inap dan meninggal di seluruh Turki berada di bawah 65 tahun, imbuhnya, seraya menyoroti tingginya jumlah kasus di kalangan kelompok warga yang tidak divaksinasi.
“Ini meningkatkan daya juang kami dan menguatkan upaya kami, terutama selama masa transisi pasien ke perawatan intensif,” katanya, seraya menyatakan bahwa kelompok warga yang lebih muda dapat melawan penyakit tersebut dengan lebih baik.
Guner Sonmez, seorang dokter radiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Uskudar yang berbasis di Istanbul, baru-baru ini mengatakan kepada media lokal bahwa sebelum vaksinasi, setiap hari ada beberapa tenaga kesehatan yang meninggal akibat virus corona.
“Tetapi setelah mereka divaksinasi, kematian ini berhenti,” kata Sonmez seperti dikutip oleh harian Milliyet.
Data terbaru mengungkapkan bahwa tingkat tenaga kesehatan yang menjadi pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit menurun dari 3,1 persen menjadi 0,78 persen di negara itu, menurut laporan media.
Universitas Hacettepe yang berbasis di Ankara mengumumkan sebelumnya bahwa CoronaVac memiliki tingkat efikasi 83,5 persen berdasarkan uji coba tahap ketiga di negara itu.
Menurut Yiyit, semakin banyak orang di Turki yang meminta vaksin nonaktif dari Sinovac karena sudah terbiasa dengan jenis vaksin nonaktif ini sejak mereka masih kecil.
“Tujuan kami adalah untuk memvaksinasi semua warga yang berusia di atas 18 tahun musim panas ini,” imbuh Yiyit. “Jika kami dapat mencapainya, kami berencana untuk dapat mengatasi puncak gelombang berikutnya dengan lebih nyaman.” [Xinhua]