WARTABUANA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Myanmar U Wunna Maung Lwin pada Selasa (2/3) menghadiri sebuah pertemuan informal antara para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), demikian dilaporkan media yang dikelola pemerintah pada Rabu (3/3).
Dalam pertemuan yang diadakan secara virtual tersebut, U Wunna Maung Lwin mengutarakan berbagai isu, di antaranya penyimpangan pemungutan suara pemilihan umum (pemilu) Myanmar pada November 2020 lalu, lima peta jalan yang diajukan oleh Dewan Administrasi Negara, serta peninjauan daftar suara pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum, papar laporan media itu.
U Wunna Maung Lwin diangkat sebagai menteri luar negeri Myanmar oleh Dewan Administrasi Negara, yang diketuai oleh Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing.
Pemberlakuan status darurat selama satu tahun diumumkan di Myanmar dan kekuasaan negara diserahkan kepada Jenderal Senior Min Aung Hlaing setelah Presiden U Win Myint dan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi ditahan oleh militer pada 1 Februari.
Pihak militer menuduh kecurangan besar-besaran dalam pemilu 2020, yang membuat Liga Nasional untuk Demokrasi memenangkan mayoritas kursi di kedua majelis parlemen.
Para menteri luar negeri ASEAN dalam sebuah pernyataan pada Selasa mengatakan bahwa blok regional tersebut siap membantu Myanmar dengan cara yang positif, damai, dan konstruktif.
Didirikan pada 1967, ASEAN beranggotakan Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. [Xinhua]