WARTABUANA – Perekonomian Korea Selatan (Korsel) masih dibayangi ketidakpastian di tengah pandemi COVID-19, kendati mencatatkan pemulihan di bidang ekspor baru-baru ini, ungkap sebuah laporan pemerintah pada Jumat (19/2).
Dalam laporan ekonomi bulanannya, yang disebut Buku Hijau (Green Book), Kementerian Perekonomian dan Keuangan Korsel mengatakan bahwa investasi dan industri manufaktur tercatat membaik baru-baru ini berkat pemulihan di bidang ekspor.
Kendati demikian, kementerian tersebut mengemukakan bahwa ekonomi riil masih dibayangi ketidakpastian akibat melemahnya permintaan dalam negeri dan ketenagakerjaan di tengah kembali mewabahnya COVID-19 di Korsel dan langkah-langkah karantina yang diperketat.
Laporan itu mengatakan ekspektasi terhadap pemulihan ekonomi global menyebar berkat peluncuran program vaksinasi COVID-19 dan paket stimulus besar-besaran di sejumlah perekonomian besar.
Tingkat belanja kartu kredit di negara tersebut turun 2,0 persen pada Januari dari setahun sebelumnya, usai merosot 3,9 persen pada bulan sebelumnya.
Pendapatan yang diraup pusat perbelanjaan dan gerai diskon masing-masing menyusut 6,7 persen dan 12,4 persen pada bulan lalu. Namun, pendapatan yang dibukukan peretail daring melonjak 18,1 persen pada Januari setelah naik 19,2 persen pada Desember.
Penjualan mobil penumpang produksi dalam negeri melonjak 20,9 persen pada Januari dibandingkan setahun lalu, setelah turun 8,4 persen pada bulan sebelumnya.
Jumlah lapangan pekerjaan menurun 982.000 pada Januari dari setahun sebelumnya, menandai penurunan tertinggi sejak Desember 1998.
Investasi fasilitas dan produksi di industri pertambangan dan manufaktur menguat pada Desember dari bulan sebelumnya, tetapi output di sektor jasa turun 1,1 persen pada bulan tersebut.
Nilai ekspor, yang menyumbang sekitar separuh dari perekonomian yang dipacu ekspor tersebut, naik 11,4 persen pada Januari dibandingkan setahun sebelumnya. [Xinhua]