WARTABUANA – Empat Film Indonesia dengan berbagai genre terpilih sebagai Film Terbaik di ajang penghargaan insan perfilman Nasional Parfi Awards 2020 yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Artis Film Indonesia (DPP Parfi).
Keempat film tersebut meliputi; film ‘6,9 Detik’ (genre drama) produksi Lola Amaria Production, film ‘Imperfect : Karier, Cinta & Timbangan’ (genre komedi) produksi PT. Kharisma Starvision Plus, film ‘Perempuan Tanah Jahanam’ (genre horor) produksi Base Entertainment, dan film ‘Gundala’ (genre laga) produksi Screenplay Films.
Selain karya film, Dewan Juri Parfi Awards 2020 juga menetapkan Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Pria dan Wanita Terbaik, Pemeran Pendukung Pria dan Wanita Terbaik, pada masing-masing genre yang dikategorikan.
Dewan Juri Parfi Awards 2020 juga memberi Penghargaan Khusus (Jury Prize) Kategori Pemeran Pendatang Baru Terbaik dan Pemeran Anak-Anak Terbaik.
“Penghargaan khusus lainnya juga diberikan kepada aktor yang dinilai ikut mengharumkan nama baik perfilman Indonesia di luar negeri,” terang Ketua Penyelenggara Parfi Awards 2020, Firman Nurjaya di acara Pengumuman Penerima Anugerah Parfi Awards 2020, di Jakarta, Rabu, 30 Desember 2020.
Mengingat dalam suasana pandemi covid-19, acara Pengumuman Penerima Anugerah Parfi Awards 2020 dilaksanakan secara hikmat, sederhana, dan terbatas, dengan menerapkan protokol kesehatan. DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan angka positif Corona terbanyak di Indonesia.
Dewan Juri Parfi Awards 2020 terdiri dari Wina Armada Sukardi (Ketua), Yatti Surachman (Sekretaris), Afrizal Anoda (Anggota), Hardo Sukoyo (Anggota), Rudi Soedjarwo (Anggota), Arturo Gunapriatna (Anggota), dan Suryandoro (Anggota).
Dewan Juri Parfi Awards 2020 telah menilai 25 judul film dari lebih seratus judul film yang lolos verifikasi. Meliputi dari berbagai jenis/kategori penghargaan berdasarkan genre drama, horor, komedi, dan laga. Film-film tersebut merupakan film produksi sepanjang tahun 2019.
Juri Verifikasi Parfi Awards 2020, terdiri dari; Yatti Surachman (Ketua), Hardo Sukoyo (Sekretaris), Arturo Gunapriatna P, Rommy Fibri Hardiyanto, MIKOM, dan Bens Leo (Anggota).
Lola Amaria terpilih sebagai Sutradara Terbaik Film Bergenre Drama, melalui film ‘6,9 Detik.’ Ernest Prakasa, Sutradara Terbaik Film Bergenre Komedi, melalui film ‘Imperfect : Karier, Cinta & Timbangan.’
Dua penghargaan kategori Sutradara Terbaik Film Bergenre Horor dan Laga, diraih Joko Anwar melalui film ‘Perempuan Tanah Jahanam’ (horor), dan film ‘Gundala’ (laga).
Penghargaan untuk aktor diberikan kepada Iqbal Ramadhan, sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik Film Bergenre Drama, melalui film ‘Dilan 1991.’ Boy William, Pemeran Utama Pria Terbaik Film Bergenre Komedi, melalui film ‘The Laundry Show.’
Ge Pamungkas terpilih sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik Film Bergenre Horor, melalui film ‘Ghost Writer,’ serta Joe Taslim, sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik Film Bergenre Laga, dalam film ‘Hit & Run.’
Untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik Film Bergenre Drama, diraih aktris Sha Ine Febriyanti, lewat film ‘Bumi Manusia.’ Pemeran Utama Wanita Terbaik Film Bergenre Komedi, Jessica Mila melalui film ‘Imperfect : Karier, Cinta & Timbangan.’
Pemeran Utama Wanita Terbaik Film Bergenre Horor, Tara Basro, lewat film ‘Perempuan Tanah Jahanam’ dan Pemeran Utama Wanita Terbaik Film Bergenre Laga, diraih Prisia Nasution melalui film ‘Hanya Manusia.’
Pemeran Pendukung Pria Terbaik Film Bergenre Drama, Whani Darmawan, melalui film ‘Bumi Manusia.’ Pemeran Pendukung Pria Terbaik Film Bergenre Komedia, Butet Kartaredjasa lewat film ‘Calon Bini.’
Pemeran Pendukung Pria Terbaik Film Bergenre Horor, Landung Simatupang, lewat film ‘Lampor Keranda Terbang.’ Dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik Film Bergenre Laga, Yayan Ruhiyan, melalui film ‘Gundala.’
Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Film Bergenre Drama, Suty Karno, lewat film ‘Si Doel The Movie 2.’ Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Film Bergenre Komedi, Kiky Saputri, melalui film ‘Imperfect : Karier, Cinta & Timbangan.’
Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Film Bergenre Horor, Anisa Hertami, lewat film ‘Lampor Keranda Terbang.’ Dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Film Bergenre Laga, diraih Hanna Al Rasyid, melalui film ‘Gundala.’
Penghargaan Khusus (Jury Prize) Kategori Pemeran Pendatang Baru Terbaik diraih, Aries Susanti Rahayu, dan Pemeran Anak-Anak Terbaik, diberikan kepada Aries Susanti Rahayu Kecil, melalui film ‘6,9 Detik.’
Selain itu, Panitia Penyelenggara Parfi Awards 2020 juga memberikan penghargaan khusus kepada Iko Uwais, sebagai aktor yang dinilai ikut mengharumkan nama baik perfilman Indonesia di luar negeri.
Karya Budaya Inspirasi Bangsa
Firman Nurjaya menyampaikan, jika ingin melihat suatu bangsa, maka lihatlah filmnya. Karya film mampu menggambarkan karakter masyarakat dan suatu bangsa.
Budaya Indonesia, kata Firman, memiliki khasanah kisah-kisah menarik dalam berbagai persepsi visual; cerita dongeng, legenda, fabel, hikayat, dan mitos.
Diplomasi budaya melalui film inilah yang kemudian dikedepankan yang tercermin pada tagline kegiatan Parfi Awards 2020, ’Film Indonesia, Karya Budaya, Inspirasi Bangsa.’
“Peranan cerita ini terbukti dapat menjadi media komunikasi tradisional yang memberi keteladanan, dan pendidikan moral. Menjadi inspirasi yang mengilhami, meneladani, dan menggerakkan hati untuk mencipta,” ujar Firman.
Etnik, Unik, dan Metafisik
Pada kesempatan tersebut Ketua Bidang Acara Parfi Awards 2020, Eddie Karsito menjelaskan, bahwa puncak acara penghargaan ini seyogianya dilaksanakan di Bali. Panitia Pelaksana telah mendisain acara malam puncak Penganugerahan Parfi Awards 2020, yang digelar di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, Bali.
“Kami telah menyiapkan serangkaian acara besar yang menampilkan seni tradisi dalam kemasan kontemporer. Memadukan dua budaya (Timur dan Barat) yang dielaborasi melalui seni musik, tari, teater dan film, bertema, ’Etnik, Unik, Metafisik.’ Namun batal dilaksanakan setelah mengalami dua kali penundaan akibat pandemic covid-19, yang juga belum reda hingga di penghujung tahun ini,” terang Eddie Karsito
Parfi Awards 2020, jelas Eddie, diawali dengan kegiatan roadshow di 10 kota. “Kota-kota tersebut antara lain; Bali, Banyuwangi, Bandung, Solo, Lampung, dan Palu. Berbagai atraksi seni budaya, dialog interaktif, workshop film, lomba, dan hiburan bertema ’Ghost Mania Festival’ ditampilkan di acara ini,” paparnya.
Sementara Pejabat Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Artis Film Indonesia (DPP Parfi), Soultan Saladin, berharap penyelenggaraan Parfi Awards 2020 yang baru pertama kali diselenggarakan ini, benar-benar dapat menjadi pionir di masa depan.
“Parfi Awards 2020 harus menjadi penggerak spirit berkarya. Spirit yang mendasari intelektual dan moral, baik secara estetik, etik, pemikiran, dan sistem sosial melalui karya film bermutu yang lahir dari budaya bangsa Indonesia,” kata Saladin.
Bersama civitas organisasi DPP Parfi lainnya, Saladin terus mendorong agar kegiatan Parfi Awards dapat digelar setiap tahun, dan berkelanjutan.
“Parfi Awards harus jadi pemantik perubahan untuk membangun semangat baru perfilman Indonesia. Mewadahi para penggiat film beserta karya-karyanya agar dapat berbagi dan saling mengapresiasi. Mempertemukan berbagai komunitas untuk saling berdiskusi, berbagi pandangan dan wawasan baru terhadap perfilman,” ujarnya.
Panitia Penyelenggara Parfi Awards 2020, juga menyampaikan rasa terima kasih atas berbagai dukungan pemerintah maupun masyarakat pecinta film Indonesia. Antara lain kepada Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, President the World Peace Committee 202 Negara, HE. Prof. DR. Djuyoto Suntani, dan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Kabinet Indonesia Bersatu II, DR. Sapta Nirwandar, SE.
Terima kasih juga disampaikan kepada dan CEO PT. Intaro Holding Company, Gde Laksananta Sandiyasa Arsada, CEO Nagaswara Music, Rahayu Kertawiguna, CEO Deteksi Production, Harry Koko Santoso, serta kepada sastrawan, budayawan dan penggiat film, Eddy D. Iskandar. []