WARTABUANA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (1/12) menyatakan bahwa konflik Yaman yang telah berlangsung selama enam tahun menyebabkan kurang lebih 233.000 orang meninggal dunia di negara miskin di kawasan Arab tersebut.
Dalam sebuah laporan, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Office for Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) menyampaikan “perang telah menyebabkan kurang lebih 233.000 kematian, termasuk 131.000 kematian akibat penyebab tak langsung, misalnya karena kelangkaan pangan, layanan kesehatan, dan infrastruktur.”
Laporan tersebut mengatakan “angka yang mengejutkan ini sungguh disayangkan dan tidak dapat diterima,” menambahkan bahwa konflik terus memburuk selama 2020 ini, mengakibatkan tingkat penderitaan warga sipil yang mencengangkan.
Badan kemanusiaan PBB tersebut menyerukan gencatan senjata segera karena situasi di negara Arab yang diamuk perang tersebut telah mencapai titik kritis.
Akibat konflik yang meruncing dan blokade ekonomi berkepanjangan, kebutuhan bantuan kemanusiaan semakin meningkat di Yaman, dengan estimasi 24,3 juta orang akan membutuhkan berbagai bentuk bantuan dan perlindungan kemanusiaan pada 2021 mendatang, demikian OCHA menekankan.
Yaman terperosok dalam perang sipil sejak akhir 2014 lalu saat kelompok milisi Houthi yang didukung Iran merebut kekuasaan di beberapa provinsi utara dan memaksa pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang diakui dunia internasional, keluar dari Sanaa. [Xinhua]