WARTABUANA – Festival Wave of Tomorrow yang sedang berlangsung di The Tribrata, Dharmawangsa, 20-29 Desember 2019, kembali mendapatkan antusiasme yang besar pada hari kedua penyelenggaraan.
Festival seni berbasis teknologi terbesar di Jakarta dengan pertunjukan musik yang dikemas secara futuristik tersebut, berhasil mewujudkan tema ‘transformasi’ melalui 14 karya dari 13 kreator tanah air dan internasional.
Transformasi yang diangkat oleh Wave of Tomorrow merupakan sebuah gagasan yang timbul karena melihat adanya perjalanan progresif dari para kreator yang terlibat.
Melalui tiga fase yaitu legacy, now, dan tomorrow, transformasi berusaha untuk dikemukakan oleh para kreator.
Salah satu kreator yang melengkapi konsep transformasi dengan menjawab fase legacy adalah Maika Collective. Kolaboratif studio disain yang berbasis di Jakarta tersebut membawa ‘Arka Niskala’ yang menekankan kepada hubungan spiritual antara manusia dan lingkungan.
Konstruksi karya tersebut berbentuk bunga lotus yang disusun dari bambu dengan sebuah menara di dalamnya menyerupai Candi Borobudur. Para pengunjung dapat masuk dan mengamati menara cermin tersebut yang dilengkapi dengan sensor gerak dan permainan lighting.
Menurut Glee selaku disainer dari Maika, Arka Niskala merupakan perwujudan dari nilai-nilai kehidupan yang sepatutnya selalu dipegang oleh para manusia dan bagaimana kita dapat berkontemplasi secara spiritual melalui elemen-elemen dari masa lalu yang kita bawa.
“Kami sangat excited untuk bisa melihat berbagai respons dan pengalaman yang didapatkan oleh pengunjung saat memasuki instalasi karya kami. Karena selain ingin menampilkan eksplorasi karya dengan new media art, kami juga ingin menunjukkan bahwa walaupun dunia terus berubah, namun kita masih terus menghargai nilai-nilai penting kehidupan untuk selalu berkembang,” jelas Glee saat ditemui di The Tribrata.[]