WARTABUANA – SENAWANGI akan menggelar peringatan Hari Ulang Tahun ke-44. Momentum ulang tahun ini, dapat menjadi ingatan bagi para penggiat budaya untuk terus menampilkan entitasnya sebagai elemen humaniora yang mampu menumbuhkan kepekaan nurani.
“Sudah lama negeri kita dikenal sebagai bangsa yang kaya budaya. Keragaman budaya dengan corak multikultur-nya sudah menjadi brand mengagumkan. Pada titik inilah sebuah komunitas budaya yang sekaligus sebagai salah satu pemangku kebudayan bisa mengambil peran,” ujar Ketua Umum Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENAWANGI), Drs. Suparmin Sunjoyo, kepada wartawan di Jakarta, Senin (12/08/2019).
Sebagai lembaga konservasi, preservasi, dan inovasi seni pewayangan, lanjut Suparmin, SENAWANGI telah melakukan berbagai langkah. “Oleh karena itu, karya kesenian setidaknya dapat menjadi mata rantai ikon peradaban bangsa yang santun, terhormat, dan bermartabat. Dalam skala mikro para pelaku seni dan budaya agaknya perlu sigap menangkap berbagai momen globalisasi,” ujarnya lagi.
Pada saat yang sama, Ketua Bidang Humas dan Kemitraan SENAWANGI, Eny Sulistyowati SPd, SE, MM menjelaskan, SENAWANGI telah berupaya mendekatkan seni Wayang kepada generasi muda dengan cara yang lebih progresif. Termasuk ikut mencegah korupsi dan menanggulangi korban narkoba melalui berbagai proses kreatif seni Wayang, yang melibatkan anak-anak muda.
Periode lima tahun berjalan, terang Eny, pengurus SENAWANGI telah melakukan berbagai kegiatan. Upaya tersebut diantaranya menjalin kerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), melakukan sosialisasi Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
“Sesuai tuntutan zaman, kesenian Wayang harus dikembangkan secara inklusif. Lebih terbuka terhadap nilai-nilai baru yang lebih mudah diterima masyarakat tanpa meninggalkan nilai-nilai filosofis yang dibawanya. Masalah pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran narkoba misalnya, pesannya dapat disisipkan saat pertunjukan Wayang,” ujar Eny Sulistyowati.
Pengurus SENAWANGI, lanjut Eny, terus berupaya bagaimana mengenalkan kesenian Wayang di kalangan anak muda atau ’kids zaman now’, baik dari segi konten maupun konteksnya. “Budaya adiluhung ini dapat dikenal, diturunkan, dan diwariskan kepada masyarakat, terutama generasi muda,” ujarnya.
Pencapaian SENAWANGI lainnya, kata Eny, adalah pengakuan Negara dan penetapan tanggal 7 November sebagai ‘Hari Wayang Nasional’ yang telah ditanda tangani Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo.
“Pengakuan ini merupakan perjuangan panjang SENAWANGI. Dari mulai proses pengusulan (tahun 2001-2003), hingga penerimaan penghargaan UNESCO, Wayang Indonesia sebagai a asterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity di Paris tanggal 7 November 2013. Maka tanggal itulah yang kemudian kami usulkan sebagai Hari Wayang Nasional,” terang Eny.
Perayaan HUT Ke-44 SENAWANGI, lanjut Eny, menjadi momentum pihaknya untuk kembali meresume apa yang sudah dan belum dilakukan SENA WANGI. Antara lain, penetapan renstra (rencana strategis), jangka panjang pengembangan pewayangan Indonesia, tahun 2010 hingga tahun 2030.
SENAWANGI juga telah mendorong terbentuknya sejumlah organisasi pewayangan, antara lain; PEPADI (Persatuan Pedalangan Indonesia), APA (ASEAN Puppetry Association) Indonesia, UNIMA (Union Internationale de la Marionnette) Indonesia, dan PEWANGI (Persatuan Wayang Orang Indonesia).
“SENAWANGI secara aktif mengikuti Festival Wayang Internasional, serta menerbitkan berbagai buku dan ensiklopedi Wayang Indonesia. “Secara berkala SENAWANGI juga menyelenggarakan pergelaran; Teater Wayang Indonesia (TWI), dan Festival Wayang Indonesia (FWI) setiap tahun,” papar Eny.
Semalam Suntuk
Menandai peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-44 SENAWANGI tahun ini, panitia pelaksana akan menggelar pertunjukan Wayang Kulit dengan lakon, ”Sri Sadana” bersama Dalang Ki H. Manteb Soedarsono. Pergelaran Wayang semalam suntuk ini akan dilaksanakan di Gedung Pewayangan Teater Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Jumat (16/08/2019).
“Esensi makna yang tersirat dalam cerita ini sangat relevan dengan budidaya pangan dan kesuburan tanah Nusantara. Pentingnya perbaikan dan peningkatan perekonomian nasional melalui pangan. Selain perayaan HUT Ke-44 SENA WANGI, pergelaran wayang ini sekaligus dalam rangka memperingati HUT Ke-74 Republik Indonesia,” ujar Yatto HS, SH., MM, selaku Ketua Pelaksana Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-44 SENA WANGI.
Akan hadir di acara ini para dalang, seniman, budayawan, serta pejabat terkait, antara lain; Prof. Dr. Muhajir Effendy, M.A.P (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia), Drs. H. Solichin (Ketua Dewan Kebijakan SENA WANGI) dan Ketua Presidium APA (ASEAN Puppetry Association), dan Drs. Suparmin Sunjoyo (Ketua Umum Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia), serta para tamu penting lainnya.[]