JAKARTA, WB – Budayawan dan juga pelopor puisi esai, Denny JA, menjelaskan bahwa launching Perpustakaan Puisi Esai di Facebook, untuk tidak disepelekan sebagai efek politik dari air mata para ibu.
Apalagi ibu yang mencari anaknya yang hilang paksa karena kasus politik. Daya tahan dan pengorbanan yang ikhlas dilakukan para ibu itu luar biasa. Bahkan air mata para ibu itu dapat menumbangkan rezim politik.
Pernyataan Denny JA tersebut, mengkisahkan buku puisi esai yang baru ia revisi: Kutunggu di Setiap Kamisan: Kisah Cinta yang Terselip di 400 Kamis seberang Istana.
“Ini buku soal dramatisasi kisah cinta dalam aksi kamisan yang masih berlangsung. Mereka mencari anak dan keluarga yang hilang dalam kasus 98 dan tahun 60an. Aksi ini banyak mendapat inspirasi dari aksi para ibu di Plaza de Mayo, Argentina, yang legendaris,” ujar Denny lewat keterangan tertulisnya, Selasa (10/4/2018)
Buku Puisi Esai terbaru Denny JA itu dipublikasi sebagai tanda dilaunchingnya perpustakaan puisi esai di facebook.
“Cukup masuk ke Facebook dan ketik saja Perpustakaan Puisi Esai di bagian searching (fasilitas mencari), pembaca langsung tiba di perpustakaan itu,” katanya.
Menurut Denny, dalam perpustakaan Puisi Esai itu ada enam katalog berisi puluhan buku puisi esai, yang ditulis oleh puluhan penyair dari Aceh hingga Papua.
Dalam perpustakaan ini, juga dapat dilihat puisi esai dalam bentuk animasi video, teater dan film.
“Dalam perpustakaan facebook itu, pembaca bahkan dapat menonton film Hanung Bramantyo yang menerjemahkan puisi esai Denny JA dalam serial film durasi 40 menit,” ujar Denny.
Saat berselacar difacebook, dalam katalog teater, pembaca juga dapat menonton Poetry Reading puisi esai oleh Sutardji Calzoum Bachry, Putu Wijaya dan Ninik L Karim. Bahkan dari facebook itu pembaca dapat menonton teater selama dua jam, ketika puisi esai dipentaskan di Yogyakarta.
“Kedepan perpustakaan puisi esai akan dilengkapi oleh buku panduan puisi esai untuk sekolah, kumpulan puisi esai yang ditulis anak SMP, SMA, Universitas tentang lingkungan mereka,” jelasnya.
Tidak hanya itu, lamjut Denny, difacebook tersebut, juga akan dipublikasi program yang kini sedang kontroversi yakni 170 penyair/penulis mengekspresikan batin Indonesia di 34 provinsi melalui 34 buku puisi esai.
“Mengapa memilih Facebook sebagai perpustakaan puisi esai? Ya bahwa Negara Facebook sekarang penduduknya lebih banyak dibanding penduduk negara Cina. Perpustakaan di Facebook akan mudah diakses oleh siapapun, kapanpun, dimanapun sejauh ada internet,” tandas Denny JA.[]