JAKARTA, WB – Terkait data yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto prihal kondisi kejiwaan warga DKI, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, sekitar 20 persen warga Jakarta mengalami gangguan jiwa. Sandi mencatat, ada 20 persen warga Jakarta yang mengalami gangguan jiwa.
“Misalnya di sini ada 10 orang, ada dua yang jiwanya terganggu, mungkin saya salah satunya,” papar Sandi, belum lama ini kepada awak media.
Ia menyampaikan, gangguan kejiwaan bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti beban hidup di Jakarta, tekanan ekonomi, tekanan sosial, hingga pendidikan. Dia menyebutkan, gangguan kejiwaan bisa memicu tindakan bunuh diri.
“Sekarang yang kita lihat dengan maraknya bunuh diri, persekusi, kekerasan kepada anak, kepada perempuan, itu adalah puncak gunung es masalah kesehatan jiwa,” simpulnya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menurut Sandiaga, harus mengantisipasi masalah gangguan jiwa di Jakarta. Caranya yakni dengan mendirikan pusat kajian masalah kejiwaan, Jakarta Institute for Mental Health.
Pusat kajian masalah kejiwaan tersebut rencananya didirikan di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur. Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan bekerja sama dengan Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Jiwa DKI Jakarta, Nova Riyanti Yusuf (Noriyu).
“Kami ingin akhir Februari sudah bisa di-launching inisiatif Jakarta Institute for Mental Health,” tandasnya.[]