MESIR, WB – Bocah asal Mesir bernama Abdulrahman Hussain, tengah menjadi sorotan jagad maya. Bocah berusia 13 tahun ini, berhasil mengungguli tiga ribu kompetitor diajang elite The Intelligent Mental Arithmetic (IMA) International Competition.
Tampil sebagai `jawara` diajang tersebut, Abdulrahman Hussain langsung mendapat julukan sebagai sebagai anak tercerdas di dunia. Hussain juara kompetisi berskala dunia yang digelar di Malaysia yang diikuti dari lebih 70 negara.
Hussain, berhasil menyelesaikan 230 persoalan aritmatika rumit. Seluruh persoalan tersebut ia selesaikan dalam waktu yang sangat singkat cuma delapan menit.
Seperti dilansir Independent, Hussein mengatakan, keberhasilannya dalam kompetisi bergengsi tersebut tak lepas dari dukungan dan bimbingan para guru dan keluarganya. Sebelum berkompetisi, Hussein telah melatih kemampuan mentalnya selama lima tahun di bawah bimbingan para guru, salah satunya Batul Mohammed Montasser.
Hussain dilatih dengan menggunakan program pengembangan kemampuan mental Malaysia sejak 2015. Selain itu, Hussein juga sempat mengukuti beberapa kompetisi lain sebagai bagian dari latihan.
“Hussain dilatih untuk memperkuat ingatan dan kemampuan observasinya melalui kekuatan pikiran dan brainstorming-nya untuk menyelesaikan permasalahan matematika rumit dengan catatan waktu,” kata Montasser seperti dilansir Al Arabiya.
Menurut laman Intelligent Education Group, Program IMA memungkinkan anak-anak untuk mengembangkan otak kanan dan kiri mereka dengan mengadopsi metode pengajaran Both-Hand Abacus Mental-Arithmetic. Melalui program belajar ini, anak-anak akan memiliki kemampuan untuk meningkatkan kepercayaan diri sekaligus konsentrasi selama menjalani ujian ataupun saat mengikuti kompetisi.
“Mereka akan menjadi anak yang memotivasi, akan mencintai pelajaran mereka daripada menjadi lamban atau lalai, akan lebih memperhatikan dan menyerap pelajaran dibandingkan cuek,” terang pernyataan dalam Intelligent Education Group.
Intelligent Education Group mengatakan, anak-anak berbakat, seperti Hussein contohnya, pada dasarnya sama seperti anak-anak pada umumnya. Hanya saja, anak-anak berbakat menerima pendidikan sejak dini secara efektif. Untuk anak-anak sekolah, metode pembelajaran IMA dapat mengembangkan kemampuan anak untuk melakukan kalkulasi, memberi respon, berkonsentrasi dan mengingat.[]