WARTABUANA – Pemberontak Houthi menklaim telah melakukan serangan rudal balistik ke Istana Kerajaan al-Yamama di ibukota Riyadh, Arab Saudi. Serangan itu dilakukan untuk menandai 1.000 hari sejak koalisi Arab pimpinan Arab Saudi melakukan serangan terhadap mereka di Yaman.
“Ini adalah jawaban kami untuk mereka dan seluruh dunia. Semakin banyak serangan yang Anda lakukan terhadap kami, semakin tirani Anda, Anda tidak akan dapat memenuhi apa-apa selain lebih banyak rudal balasan dari kami,” ungkap Abdulmalik al-Houthi, pemimpin pemberontak Houthi, seperti dilansir dari Al Jazeera, Selasa, (19/12/17)
Pasukan Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi mengatakan bahwa serangan rudal itu berhasil ditangkis di selatan Riyadh sebelum mencapai sasarannya oleh sistem pertahanan kerajaan dan tidak ada korban jiwa.
“Pasukan koalisi mengkonfirmasi berhasil menggagalkan serangan rudal Iran-Houthi yang menargetkan ibukota Riyadh. Tidak ada korban yang dilaporkan saat ini,” ungkap Pusat Komunikasi Internasional Arab Saudi.
Namun, Mohammed al-Bukhaiti, juru bicara Huthi, mengatakan bahwa ada beberapa “korban” dalam serangan tersebut. “Orang-orang Saudi akan mengklaim mereka menembak jatuh rudal kami, tapi kami memiliki teknologi presisi, yang mampu menyerang setiap target di kerajaan,” ungkap Bukhaiti.
Dia menambahkan bahwa mereka melepaskan rudal Burkan 2-H – rudal tipe Scud dengan jangkauan lebih dari 800 km dari wilayah Saada Yaman menuju Riyadh.
Arab Saudi dan sekutunya telah berperang di Yaman sejak Maret 2015, ketika Arab Saudi dimintai untuk turun tangan membantu pemerintah Yaman untuk memukul mundur pemberontak Houthi dan mengembalikan legitimasi pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi. []