JAKARTA – Banyak karyawan di perkantoran terpaksa menggunakan jaket atau pakaian tebal karena Air Conditioner (AC) di ruangannya dingin. Padahal. ketimbang menggunakan jaket, lebih baik meninggikan suhu ruangan. Cara ini praktis dan secara otomatis menghemat energi listrik.
Banyak hal sepele yang bisa dilakukan untuk melakukan penghematan energi listrik, namun banyak manfaat dapat dirasakan dari penghematan ini. Seperti yang disampai Dirjen Minyak dan Gas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja di sela mengikuti sepeda santai dalam rangkaian kampanye hemat energi di Lapangan Niti Mandala, Renon, Denpasar, Bali, Minggu (21/5/2017).
Kampanye hemat energi ini sedang digalakkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan tajuk Gerakan Potong 10 Persen secara serentak di tiga kota yakni Denpasar, Makassar, dan Balikpapan.
“Negara-negara dunia sudah melaksanakan kampanye hemat energi. Mari jadikan Bali sebagai ikon dunia sebagai tempat memulai salah satu pilar energi yakni penghematan energi,” kata I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja.
Menurut dia, penghematan listrik sebesar 10 persen selama setahun bisa untuk membangun pembangkit dengan daya 2.000 megawatt (MW) senilai Rp18 triliun. “Kalau itu dilakukan, maka akan memberikan manfaat luar biasa untuk bangsa kita,” katanya.
Sekretaris Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menambahkan Gerakan Potong 10 Persen merupakan aksi bersama dengan melibatkan pemerintah, pelaku industri, organisasi masyarakat sipil dan individu untuk melakukan penghematan energi sebesar 10 persen.
“Gerakan ini sudah dimulai sejak 15 Mei 2016 dan akan dilaksanakan di 11 kota yang memiliki konsumsi listrik terbesar antara lain DKI Jakarta, Banten, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Palembang, Pekanbaru, Lampung, Makassar, dan Denpasar,” katanya.
Aksi hemat energi itu masing-masing diikuti sekitar 1.000 peserta antara lain dari Kementerian ESDM, pemerintah daerah, perguruan tinggi, media massa, lembaga swadaya masyarakat (LSM), blogger, netizen, komunitas sepeda, komunitas hemat energi dan lingkungan, komunitas hobi, asosiasi gedung komersial, perhotelan, Bli dan Gek Bali, dan masyarakat umum.
“Gerakan ini dilatarbelakangi pesatnya pertumbuhan konsumsi energi di tengah penurunan jumlah cadangan energi fosil yang saat ini masih menjadi sumber utama energi listrik di Indonesia,” katanya.
Tujuan dari kegiatan ini adalah upaya pemerintah dalam mewujudkan energi berkeadilan yang sejalan dengan paradigma pengelolaan energi global. Tujuan lain adalah membantu masyarakat mendapatkan akses listrik di wilayah terpencil di Indonesia dan lebih praktis ditempuh dibandingkan membangun pembangkit listrik.
“Pemerintah ingin mewujudkan energi berkeadilan serta sejalan dengan paradigma pengelolaan energi global,” katanya.
Khusus Bali, berdasarkan data PT PLN pada 2015, total konsumi energi sebesar 4.594,18 GWh dengan rincian rumah tangga 1.918,34 GWh, industri 167,67 GWh, bisnis 2.226,49 GWh, sosial 110,96 GWh, gedung pemerintahan 96,87 GWh, dan penerangan jalan umum 73,85 GWh.
Kampanye Gerakan Hemat Energi Potong 10 Persen menyasar rumah tangga, sosial, dan gedung kantor pemerintah dengan konsumsi listrik 2.126,17 GWh, sehingga diperoleh penghematan 212,617 GWh atau setara Rp311,909 miliar dan penuruan emisi CO2 sebesar 0,192 ton.
Dadan menambahkan tiga langkah yang perlu dilakukan masyarakat menghemat listrik antara lain mematikan lampu dan mencabut listrik dari peralatan elektronik yang tidak sedang dipakai, serta cabut saklar.
Penghematan lain mengeset pendingin udara (air conditioning/AC) pada level 25 derajat dan menjadikan hemat energi sebagai gaya hidup sehari-hari masyarakat Indonesia.
“Misalkan, kalau setiap hari di kantor mesti pakai jaket atau pakaian tebal karena AC-nya terlalu dingin, maka kenapa AC-nya tidak dinaikkan suhunya, sehingga tidak perlu pakai jaket dan sekaligus juga lebih hemat,” katanya.
Jika kita melakukan penghematan energi listrik, tanpa kita sadari banyak manfaat yang didapat, seperti biaya tagihan listrik bulanan kita menjadi lebih ringan. Bila kita menghemat listrik dengan cara mematikan lampu maka kita akan menghemat umur lampu tersebut.
Manfaat berikutnya, menghemat listrik secara otomatis kita berpartisipasi dalam mencintai Bumi ini. Sebab, pembangkit listrik khususnya di negara ini masih menggunakan bahan bakar fosil, yang hasil pembakarannya menjadi penyumbang terbesar penyebab pemanasan global. []