JAKARTA, WB – Banyak yang menilai bahwa Penunjukan Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) Dr Tito Karnavian merupakan “keputusan besar” yang mencerminkan kecerdasan visioner, pertimbangan strategis dan komitmen serius dari Presiden Jokowi. Hal tersebut diutarakan oleh pengamat masalah keamanan Valens Daki-Soo.
Menurut Valens untuk mentransformasi wajah Polri ke depan diperlukan sosok polisi yang intelektual. Menurut Valens, yang juga pernah aktif di Satgas Bom Polri dengan menjadi staf pendiri Densus 88/Polri Gories Mere, Tito adalah “polisi intelektual” atau “intelektual polisi” yang memiliki catatan meyakinkan baik dalam pendidikan maupun penugasan.
“Jenderal Tito punya rekam jejak yang meyakinkan dan dapat diandalkan. Dia peraih Adhi Makayasa sebagai alumnus terbaik Akpol 1987, menyabet dua gelar setara master di Inggris dan Selandia Baru, lalu meraih gelar doktor di Nanyang Technological University (NTU), universitas terkemuka di Singapura,” ujar Valens, yang pernah meneliti tentang penanganan terorisme di Indonesia bersama tim Prof Dr Adrianus Meliala, Kamis (23/06/2016).
Valens mengatakan, Tito mengukir prestasi prima pula dalam operasi penugasan. Bersama tim khusus kepolisian bersandi “Cobra”, Tito dan timnya berhasil menangkap Tommy Soeharto, yang diburu polisi karena terlibat kejahatan pembunuhan seorang hakim.
Bersama Satgas Bom dan Densus 88, lanjutnya, Tito memegang peranan pula dalam operasi penanganan teror, termasuk operasi penindakan dua pentolan teroris Azahari dan Noordin M Top.
“Jadi, keputusan Presiden Jokowi mencerminkan kecerdasan visioner, karena dia memilih secara objektif dan independen seorang figur muda di tubuh Polri untuk menjadi pimpinan tertinggi di institusi penegakan hukum itu. Mengapa cerdas dan visioner? Karena dia melihat kemampuan Tito dalam mengubah wajah dan “isi” Polri ke depan. Dia diharapkan bisa mengintensifkan dan mempertajam reformasi di tubuh Polri,” urai Valens Daki-Soo, yang aktif menulis berbagai artikel tentang terorisme di media massa nasional dan editor beberapa buku tentang masalah pertahanan-keamanan.
Soal lompat generasi, lanjut Bung VDS sapaan akrab Valens, bukanlah soal, karena di Polri seperti juga TNI semua perwira tunduk kepada perintah dan keputusan atasan, dalam hal ini Presiden.
“Itu bukan soal besar. Semua perwira tinggi pasti bisa dan siap menerima keputusan ini. Apalagi Pak Tito punya karakter kepribadian yang positif, apresiatif terhadap para anggota, respek kepada para senior, santun dalam perilaku meski bisa tegas dalam bertindak,” pungkas Valens.[]