JAKARTA, WB – Wakil Ketua DPR, RI, Fahri Hamzah mengkritisi proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung. Fahri melihat, proyek tersebut terlalu banyak konsekuensinya.
Kata dia, infrastruktur tidak saja memiliki konsekuensi finansial kepada anggaran negara dan kepada BUMN secara keseluruhan. Tetapi juga punya konsekuensi sosial, konsekuensi fisik kepada tanah negara, kepada tanah rakyat, dan seluruh mekanisme sosial budaya yang ada di wilayah yang terkena imbasnya.
“Pemerintah berhati-hati dalam setiap membangun infrastruktur. Terlebih, pembangunan kereta api cepat ini memiliki efek yang sangat besar,” ujar Fahri, Selasa (2/2/2016).
Politikus PKS ini menambahkan, DPR mendukung pembangunan semua infrastruktur yang dicanangkan oleh pemerintah, namun proyek yang satu ini terlalu banyak efek buruknya.
Ia juga berargumen kalau pembangunan kereta api cepat ini tidak sesuai dengan visi dan misi awal pemerintahan Jokowi-JK yang ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim.
“Poros maritim kan ke laut, kok ke gunung? Bandung itu kan gunung,” kata Fahri
Seperti diketahui, Jokowi sendiri telah meresmikan pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di Kebun Teh Mandalawangi Maswati, Bandung Barat.
Kebun Mandalawangi yang dimiliki PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII ini menjadi tempat pembangunan awal, karena di area ini selain akan dilewati rel kereta cepat, juga akan dibangun Transit Oriented Development (TOD) yang akan menyatu dengan pembangunan Kota Baru Walini.
Kereta cepat Jakarta-Bandung berlari dengan kecepatan 350 kilometer per jam di atas rel sepanjang 140,9 kilometer.
Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung sendiri menelan anggaran sebesar USD5,573 miliar, dibiayai secara mandiri oleh konsorsium BUMN Indonesia dan konsorsiun China Railways, dengan skema business to business.[]