JAKARTA, WB – Sebagian besar wilayah Indonesia saat ini masih dalam musim pancaroba. Kondisi ini menyebabkan cuaca mudah berubah secara cepat. Salah satu ancaman yang harus diwaspadai selama musim pancaroba adalah puting beliung.
Berdasarkan data sementara sejak 30 Oktober 2015 hingga 21 November 2015 telah terjadi 46 kejadian puting beliung yang menyebabkan empat orang tewas delapan orang luka berat, delapan orang luka ringan, 271 rumah rusak berat, 734 rumah rusak sedang, 1.186 rumah rusak ringan, dan puluhan fasilitas umum rusak.
“Dari 46 kali kejadian di daerah yang berbeda tersebut, yang paling banyak menimbulkan kerusakan adalah kejadian di Kabupaten Bogor pada 30 Oktober 2015 yang menyebabkan 104 rumah rusak berat, 395 rumah rusak sedang dan 608 rumah rusak ringan,” ujar Kepala Pusat Data Informasi Sutopo Purwo Nugroho, Jakarta, Sabtu (21/11/2015).
“Begitu juga di Ngawi, Jawa Timur pada 17 November 2015 menyebabkan 20 rumah rusak berat, 5 rusak sedang, dan 165 rusak ringan. Sedangkan puting beliung yang menerjang Dusun Kacetan Desa Ngargosoko Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang pada 20 November 2015 sore, menyebabkan 124 unit rumah rusak, meliputi 30 rusak berat, 50 rusak sedang dan 44 rusak ringan,” imbuh Sutopo.
Kejadian puting beliung berlangsung pada siang hingga sore. Puting beliung umumnya ditandai dengan hembusan angin yang kuat/kencang, hujan lebat yang datang secara tiba-tiba dengan durasi pendek (0,5-1 jam), dan lokasi kejadian hujan lokal/sporadis. Tanda-tanda sebelum kejadian puting beliung antara lain dari udara terasa panas dan gerah, terjadi partumbuhan awan yang cepat, awan tiba-tiba gelap dan angin dingin mulai berhembus makin kencang, kilat dan petir).
Upaya yang perlu dilakukan adalah menghindari struktur benda-benda yang mudah tumbang oleh hembusan angin. Memangkas ranting/daun rimbun pohon yang rapuh. Menguatkan bangunan dan memperkuat ikatan atap rumah yang tidak permanen (atap asbes, seng, daun). Musim pancaroba diperkirakan hingga awal Desember mendatang. []