WARTABUANA – Meskipun Perancis masih dirundung duka akibat aksi brutal yang menewaskan ratusan jiwa namun negara yang menjadi kiblatnya trend fashion dunia tersebut dipastikan tetap menjadi tuan rumah Piala Eropa 2016.
“Ingin tahu apakah Piala Eropa 2016 harus dibatalkan sama saja memainkan permainan teroris,” ujar Presiden Federasi Sepakbola Prancis Noel Le Graet.
Salah satu rangkaian teror yang diduga dilakukan oleh ISIS belum lama ini adalah stadion sepak bola. Dimana di luar stadion Stade de France terjadi ledakan keras. Lima orang tewas di luar arena stadion tersebut, sementara beberapa lainnya cedera parah.
Kendati demikian Pemerintah Prancis tidak akan takut atas ancaman teroris.
Aksi teroris kemarin dinilai sebagai peristiwa kekerasan terburuk dalam sejarah Prancis. Kelompok bersenjata menyerang enam lokasi berbeda diantaranya Gedung Pertunjukan Bataclan. Beberapa pria berpakaian hitam dan menjinjing KA-47, masuk ke dalam gedung dan dengan tenang melepaskan tembakan ke arah kerumunan penonton.
Empat penyerang tewas setelah polisi datang tiga pelaku bunuh diri dengan meledakkan bom rompi, dan satu lagi di tempat polisi. Tapi itu terjadi setelah mereka menembaki lebih dari seratus orang penonton.
Stadion Sepak Bola Stade de France. Lima oran tewas di luar arena tuan rumah Piala Dunia 1998 itu, sementara beberapa lainnya cedera parah.
Rue de Charonne. 18 orang tewas di lokasi tersebut. Seorang saksi mengatakan sasaran utama adalah sebuah restoran Jepang.
Rue de la Fontaine au Roi. Beberapa ratus meter dari Bataclan, restoran pizza Casa Nostra menjadi target lainnya. Lima orang tewas akibat serangan senjata otomatis.
Boulevard Voltaire. Seorang sumber penegak hukum mengatakan bahwa salah satu penyerang meledakkan bom yang disimpan di rompinya di Boulevard Voltaire, tidak jauh dari Bataclan. []