JAKARTA, WB – Tidak lama lagi umat Islam akan merayakan Idul Adha pada Kamis, 24 September 2015 bertepatan dengan 10 Dzulhijjah 1436. Umat Islam akan mengadakan sholat id dan melakukan penyembelihan hewan kurban.
Namun sepertinya hal tersebut belum tentu bisa dilakukan oleh umat muslim yang berada di Tolikara Papua. Pada Minggu, 6 September 2015, Pengurus Forum Zakat (FOZ) serta tokoh masyarakat muslim Tolikara berada di Jakarta, diajak oleh bupati dan tokoh lain untuk bertemu Menkopolhukam membahas tentang persiapan Idul Adha di Tolikara.
Tokoh yang hadir dalam pertemuan itu adalah Bupati Tolikara Usman G Wanimbo, Ketua Tim Pemulihan Pasca Bencana Tolikara Edie Rantetasak, Pendeta GIdI Imanuel Ginungga, Komandan Kodim (Dandim) 1702/JWY Letkol (Inf) Muhammad Aidi, Kapolres Tolikara AKBP Musa Korwa, dan sejumlah tokoh lainnya.
Ternyata dari hasil pertemuan tersebut tidak memberikan solusi baik. Masih ada tawar menawar terkait dengan pelaksanaan perayaan Idul Adha. Ali Muchtar mengatakan bahwa dalam pertemuan itu pihak Gereja Injili di Indonesia (GIdI) meminta tiga syarat jika kaum Muslimin Tolikara ingin berlebaran Idul Adha.
“Yang pertama, mereka minta nama baik Gereja Injili di Indonesia (GIdI) dibersihkan,” papar Ali dalam siaran pers FOZ, Selasa (8/9/2015).
Pihak GIdI mengaku sejak meletusnya Tragedi Tolikara pada perayaan Idul Fitri, nama GIdI menjadi kurang baik.
Syarat kedua, GIdI minta dua tersangka yang ditangkap oleh Polda Papua segera dibebaskan. Ketiga, GIdI minta kasus ini diselesaikan secara adat, dan tidak menggunakan hukum positif.
“Jika ketiga hal itu dipenuhi, barulah kaum Muslimin bisa berlebaran. Tapi jika tidak dipenuhi mereka pun tak bisa memberikan jaminan,” ujarnya.
Menyikapi rencana perayaan Idul Adha di Tolikara, Pengurus Forum Zakat (FOZ) Nasional menyatakan sikap sebagai berikut. Pertama, negara harus hadir di Papua. Harus dipastikan ibadah Idul Adha bebas dari ancaman pihak yang tidak ingin ada kedamaian di Papua. Perlindungan keamanan, perlindungan dari rasa takut dan perlindungan kebebasan beribadah tiap individu untuk menjalankan agamanya masing-masing di setiap jengkal bumi Indonesia.
FOZ berharap momentum Idul Adha dimanfaatkan sebagai salah satu even untuk menjalin dan memupuk kebersamaan, resolusi konflik dan kedamaian di bumi Tolikara. Dengan Idul Adha, kekuatan berkurban dan berbagi dengan seluruh komunitas masyarakat menjadi lebih kuat.
“Kami anjurkan anggota Forum Zakat, sebagian menyalurkan kurbannya di Tolikara,” kata Sekjen FOZ, M Sabeth Abilawa.
Sejauh ini FOZ mengapresiasi kerja dari aparat keamanan, terutama dari TNI, yang bahu membahu bersama masyakarat, penduduk lokal yang mendirikan masjid di Tolikara. Dengan berdirinya masjid di Kompleks Koramil, ke depan satu-satunya masjid di seluruh kabupaten itu bisa menjadi sentra kegiatan umat Islam.
FOZ berharap adanya keadilan dalam penerapan hukum. Ditahannya dua tersangka perusakan oleh polisi, tidak bisa dijadikan bahan ancaman atas keamanan pelaksanaan perayaan Idul Adha di Tolikara.
“Tidak pantas bila itu dijadikan alat tawar menawar,” tandas Sabeth.[]