HONGKONG, WB – Sambil mengenakan bra (BH), ratusan pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan mendukung Ng Lai-ying yang dihukum karena melecehkan polisi.
Seperti yang dilaporkan The Telegraph, Senin (3/8/2015), sekitar 200 lelaki dan perempuan mengenakan bra di dada mereka sambil membawa poster dan berteriak “Buah dada bukan senjata!”.
Seorang aktivis Koalisi Persamaan Hak Perempuan, Ng Cheuk-ling menyatakan, kekesalannya atas keputusan pengadilan terhadap Ng Lai-ying.
“Keputusan itu sungguh absurd. Bagaimana mungkin buah dada dianggap sebagai senjata,” ujar Cheuk-ling.
“Kami khawatir kasus ini menjadi preseden buruk terhadap hak kaum hawa yang ikut unjuk rasa. Polisi harus meninjau kembali cara menangani pemrotes wanita,” lanjutnya.
Muara polemik berawal ketika Ng Lai-ying terlibat protes menentang kedatangan para pemborong barang dari Tiongkok. Mereka memborong barang tanpa pajak, sehingga penduduk Hong Kong kekurangan barang pasokan dan harga-harga melambung tinggi. Pada saat terjadi dorong mendorong, Lai-ying mengaku seorang polisi meremas buah dadanya, sehingga ia dituduh menyerang petugas.
Di pengadilan jaksa mendakwa Lai-ying menggunakan bagian tubuhnya untuk menuduh polisi melecehkannya.
Tuduhan itulah yang merusak reputasi polisi, tulis harian South China Morning Post. Karena protes itu, akhirnya kasus Ng Lai-ying pun ditangguhkan.[]