JAKARTA, WB – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kembali geram atas kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pasalnya, dari PNS di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang ada 40 persen diantaranya tidak bekerja secara profesional dan efisien.
“Sebanyak 40 persen PNS DKI kerjanya ngaco, tidak jelas. Saya menunggu-nunggu kapan orang-orang ini bisa dikeluarkan,” tegas Mantan Bupati Belitung Timur itu, Jakarta.
Dia juga mengakui masih melihat banyak “permainan” di jajaran pemerintahan DKI Jakarta, salah satunya mengenai anggaran. “Saya tahu itu, masih ada mark up anggaran. Makanya kemarin saya banyak potong pengeluaran yang sebenarnya tidak perlu,” ungkap dia.
Untuk itu, imbuh dia perlu tindakan tegas untuk memberhentikan PNS yang dinilai tidak bekerja secara baik. “Evaluasi selama enam bulan terakhir menjadi acuan,” ujar Ahok.
Menurut dia, pemangkasan PNS yang memiliki rapor merah tersebut bisa menghemat Rp 6 triliun. “Nanti pertengahan Juni rencananya mau potong pejabat eselon II yang tidak perform,” ujarnya lagi.
Kepada pejabat eselon II dirinya meminta supaya tidak ragu untuk memecat bawahannya yang dianggap tidak profesional. “Pecat saja eselon III dan IV yang Anda nilai kerjanya tidak beres. Kalau didiamkan, malah Anda yang akan saya pecat. Jangan-jangan didiamkan karena mendapatkan setoran juga,” pintanya.
Dikatakan Ahok gaya kempinannya dalam memimpin Jakarta memang berbeda dari pemimpin sebelumnya yaitu Joko Widodo. Dia menilai Joko Widodo dengan cara halus sementara dia tegas dan tidak tanggung-tanggung dalam “membersihkan” jajaran pemerintahan DKI Jakarta. “Saya ini beda dengan Jokowi. Kalau Jokowi itu orangnya enggak tegaan,” tutur Ahok. []