CINA, WB – Laporan terbaru dari UBS AG dan PricewaterhouseCoopers memaparkan sepanjang tahun ini, hampir setiap pekan di Cina, mampu melahirkan miliarder baru dan lebih muda.
James Chang, managing partner konsultasi jasa keuangan di PwC China, mengatakan, lahirnya miliarder itu melihat pertumbuhan yang cepat dari miliarder dipicu booming Internet dan industri internet mobile. Dan tumbuhya pasar modal di negara tersebut juga ikut menambah jumlah orang kaya di Negeri berjuluk Tirai Bambu tersebut.
“Self-made miliarder baru muncul dari industri yang sedang berkembang yang menggabungkan internet mobile, big data dan teknologi awan dengan sektor tradisional, termasuk obat-obatan, mobil dan jasa keuangan,” urai Chang.
Selama ini Cina memang mendorong masyarakat untuk membangun bisnis sendiri dan dituntut lebih inovatif. Hal ini memicu lebih banyak orang muda untuk mendapatkan kekayaan sendiri.
Karen Chen, presiden UBS Ltd Cina, mengatakan terjadi pertumbuhan miliarder yang lebih luas di Asia. Semua itu terkait dengan kekuatan ekonomi Cina, kemajuan urbanisasi dan peningkatan harga rumah yang cepat.
Hampir seperlima dari miliarder mandiri di Asia, dengan kekayaan rata-rata US$ 3,2 miliar, bekerja di sektor konsumen. Sementara 12,9 persen, dengan kekayaan rata-rata US$ 2,7 miliar, bekerja di sektor properti di kawasan itu.
Chen mengatakan banyak miliarder di Asia telah mengembangkan kekayaannya dengan melakukan bisnis dengan Cina, meskipun persentase miliarder negara ini masih kecil secara global.
Namun, dia mengharapkan akan melihat pertumbuhan self-made miliarder di Cina dan negara Asia lainnya, meskipun mereka akan menghadapi tantangan ekonomi BRICS yang melambat.
Laporan ini dihasilkan dari survei terhadap 1.300 miliarder di seluruh dunia dengan total kekayaan US$ 5,4 triliun. Dari mereka, 917 adalah self-made miliarder, yang menciptakan kekayaan lebih dari US$ 3,6 triliun selama 19 tahun terakhir.
Amerika Serikat dan Asia telah menjadi pusat utama pencetak kekayaan di dunia selama dekade terakhir. Sekitar 47 persen self-made miliarder kini berbasis di AS, 36 persen ada di Asia dan 17 persen berasal dari Eropa.
Laporan itu mengatakan Asia akan mengambil alih posisi AS sebagai pusat utama pencetak miliarder dalam 5 sampai 10 tahun ke depan. Hal ini akan menyebabkan populasi miliarder memiliki lebih banyak ragam budaya dan usia yang lebih muda, termasuk kaum wanita.[]