WARTABUANA – Para konservasionis peninggalan budaya China belum lama ini merampungkan proyek perbaikan darurat di situs yang diyakini sebagai reruntuhan kerajaan kuno Loulan di Xinjiang.
Loulan merupakan sebuah permukiman makmur yang dibangun sekitar 2.000 tahun silam untuk melayani para pedagang yang transit melalui Jalur Sutra kuno. Namun, seiring waktu, referensi tentang Loulan menghilang secara misterius. Situs tersebut kini ditemukan di padang gurun Wilayah Ruoqiang, Xinjiang selatan.
Pada 2019, para konservasionis menemukan bahwa fondasi pagoda dan tiga rumah yang digali di reruntuhan tersebut telah mengalami kerusakan dalam berbagai tingkatan. Strukturnya rusak akibat retakan, lubang, dan erosi.
Dimulai pada Juni lalu, pekerjaan perbaikan pun dilakukan dengan memperkuat struktur tanah dari reruntuhan ketiga bangunan rumah dan pagoda.
Permukiman berbentuk persegi itu dikelilingi tembok kota yang masing-masing sisinya berukuran panjang sekitar 330 meter, dengan pagoda yang dibangun di sudut timur laut. Sementara bagian fondasi rumah terletak di sebelah barat reruntuhan kota.
Para arkeolog meyakini pemukiman tersebut merupakan salah satu ibu kota yang didirikan oleh Kerajaan Loulan, yang beberapa kali direlokasi akibat perubahan sumber daya air, bencana alam, wabah penyakit, atau perang. Permukiman tersebut lalu menghilang saat Dinasti Tang (618-907).
Reruntuhan kota misterius tersebut ditemukan pertama kali oleh seorang penjelajah asal Swedia, Sven Hedin, tahun 1901.
Seiring waktu, para arkeolog menemukan sejumlah besar peninggalan, seperti koin Dinasti Han (202 SM-220 M), barang-barang perunggu dan pernis, serta sutra dari situs tersebut. [xinhua]