WARTABUANA – Boeing akan bekerja sama dengan Universitas Arizona di Amerika Serikat (AS) untuk menerapkan teknik kuno, disinfeksi termal, dalam perang melawan COVID-19.
Pada Selasa (15/12/2020), para peneliti memvalidasi bahwa menerapkan panas ke permukaan benda, terutama pada peralatan kokpit yang sulit dibersihkan, secara efektif membasmi SARS-CoV-2, kata pengumuman itu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa virus dapat dimusnahkan hingga lebih dari 99,99 persen setelah tiga jam terpapar suhu 50 derajat Celsius (120 derajat Fahrenheit) dan masih dapat dibunuh secara efektif hingga lebih dari 99,9 persen pada suhu 40 derajat Celsius (104 derajat Fahrenheit).
“Keselamatan penumpang dan awak pesawat adalah prioritas utama kami, mulai dari kabin hingga kokpit,” kata Michael Delaney, yang memimpin upaya Confident Travel Initiative (CTI) Boeing. “Disinfeksi termal dapat menjadi cara berharga lainnya untuk menghancurkan COVID-19 pada komponen sensitif dan sulit dijangkau yang melindungi pilot.”
Boeing menuntaskan pengujian yang dilakukan di lingkungan laboratorium yang dilindungi di universitas itu menggunakan bagian kokpit dan SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, pada musim gugur ini.
“Kami pada dasarnya memasak virus,” kata Charles Gerba, ahli mikrobiologi sekaligus ahli penyakit menular dari Universitas Arizona. “Disinfeksi termal adalah salah satu cara tertua untuk membunuh mikro-organisme penyebab penyakit. Cara ini digunakan oleh para ahli mikrobiologi di laboratorium kami setiap hari.”
Kokpit dirancang untuk mampu bertahan pada suhu hingga 160 derajat Fahrenheit (sekitar 70 derajat Celsius), yang membuat disinfeksi termal menjadi metode sanitasi yang aman, praktis, dan efektif, kata Boeing. []