MANILA – Wilson Lee Flores, seorang warga Filipina pemilik usaha toko roti, tak pernah menyangka bahwa kerinduannya akan rasa Zongzi atau bacang buatan ibunya bisa menjadi salah satu cara mencari nafkah di tengah pandemi COVID-19.
Selama satu setengah tahun terakhir, pandemi menghantam keras industri katering Filipina. Toko roti milik Lee, yang sudah lama dikenal dan didirikan tahun 1939 di Quezon City, Metro Manila, tak luput dari krisis itu.
“Bisnis tidak bagus setelah serangkaian penerapan karantina wilayah (lockdown) untuk melawan pandemi. Suatu hari, tanpa alasan tertentu tiba-tiba saja saya merindukan rasa ‘Ma Zhang’, dialek Minnan untuk menyebut Zongzi, penganan dari ketan dengan isian daging berbumbu, yang dahulu sering dibuat ibu saya ketika saya masih kecil,” tutur Lee (54) kepada Xinhua. Leluhur Lee sendiri berasal dari Jinjiang, sebuah kota di Provinsi Fujian, China tenggara.
Zongzi, makanan tradisional China berbentuk seperti piramida yang dibungkus dengan daun bambu atau daun alang-alang, merupakan makanan khas yang berasal dari Festival Perahu Naga, yang dirayakan setiap hari kelima pada bulan kelima dalam kalender lunar China. Tahun ini, festival tersebut jatuh pada 14 Juni.
Bagi Lee, mengenang dan membuat kembali resep Zongzi ibunya bagaikan menyusun puzzle gastronomi. Setelah berbulan-bulan melakukan uji coba, dia pun akhirnya dapat membungkus bahan-bahan lezat dan resep spesialnya seperti beras ketan, isian daging babi atau ayam berbumbu, jamur, udang kering, dan kuning telur asin dalam daun hijau, dan laku keras selama pandemi.
“Makanan ini menjadi menu terlaris yang unik di toko roti saya, membuat penjualan kami meningkat tajam,” kata Lee. “Beberapa politisi, bintang film, dan penulis makanan di Filipina datang dan membeli Zongzi kami, lalu mengunggah fotonya di media sosial, yang sangat membantu mendongkrak bisnis roti kami secara keseluruhan.”
Mark Nilo Odiaman, salah seorang pelanggan tetap toko roti Lee, telah menjadi penggemar berat Zongzi buatannya sejak mulai dipasarkan.
Odiaman menggambarkan kudapan lezat dengan cita rasa khas budaya China itu sebagai penganan “ekonomis dan praktis untuk dibawa-bawa”.
Menariknya, Lee memberikan penawaran khusus “beli satu dapat satu cerita” untuk setiap penjualan Zongzi-nya. Secarik kertas dililitkan di setiap bungkus Zongzi, bertuliskan pengenalan singkat tentang Quyuan, seorang negarawan dan penyair kuno China yang terkenal. [Xinhua]
Diproduksi oleh Xinhua Global Service