HAJJAH, YAMAN – Di Yaman, Salvadora persica atau pohon siwak, yang dikenal sebagai “pohon sikat gigi”, tersebar di sepanjang dataran pesisir Laut Merah yang panas dan kering. Banyak warga di sana menggunakan akar pohon itu untuk membersihkan gigi dan ribuan keluarga telah mencoba menjualnya sebagai sumber pendapatan, bahkan sejak sebelum perang saudara.
Yaman terperosok ke dalam perang saudara sejak akhir 2014, ketika pihak pemberontak Houthi merebut kendali beberapa kota di wilayah utara dan memaksa pemerintah yang diakui secara internasional hengkang dari ibu kota Sanaa, sehingga menghancurkan perekonomian negara dan mendorong jutaan orang ke ambang kelaparan.
Al-Jaidi, saudara-saudara laki-lakinya, dan keluarga mereka mulai bekerja di pagi atau sore hari untuk menghindari sengatan matahari musim panas, yang bisa mencapai 40 derajat Celsius saat tengah hari.
Mereka memotong akar-akar yang terlihat seperti ranting yang ramping berbentuk tongkat dan memiliki kulit kayu lembap beraroma harum, sebelum menutup kembali lubangnya dengan tanah dan membiarkan pohon tersebut terus tumbuh.
Mereka kemudian mengupas kulit akar itu menjadi batang-batang pendek dan membentuk bagian ujungnya menjadi sikat.
Sikat gigi alami yang disebut Miswak di Yaman itu kini telah siap untuk dijual.AHMED AL-JAIDI, Petani: “Masyarakat di sini sangat menggantungkan pendapatannya pada akar Miswak.
Saat ini, produksinya menumpuk, tetapi kami tidak dapat menemukan cara untuk menjualnya. Dulu, kami mengekspor produk pertanian melalui Pelabuhan Hodeidah. Namun, pelabuhan itu diblokir akibat perang.
Kami berpindah ke pelabuhan lain, tetapi juga diblokir akibat pengepungan. Kini kami tidak bisa mengeluarkan hasil pertanian kami, termasuk akar Miswak, yang jadi satu-satunya sumber pendapatan di desa ini.
Lebih dari 150 keluarga bergantung pada penjualan akar Miswak.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Hajjah, Yaman.(XHTV)