GAZA – Tentara Israel pada Sabtu (25/3) memblokade Kota Huwara, Palestina, menutup semua toko dan mengerahkan puluhan tentara di jalan-jalan untuk mencegah pergerakan warga.
Blokade tersebut dilakukan menyusul serangan penembakan dari kendaraan yang melukai dua tentara Israel di Huwara.
Menanggapi aksi penembakan terbaru tersebut, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengatakan “sudah saatnya untuk memulihkan ketertiban di sana … atau serangan berikutnya hanya tinggal menunggu waktu.”
Para saksi mata setempat mengatakan kepada Xinhua bahwa sekelompok pemukim pada Sabtu malam waktu setempat mencoba menyerang bagian utara kota itu, tetapi upaya mereka digagalkan oleh tentara Israel.
Warga setempat di Huwara khawatir pemukim Israel akan meningkatkan serangan kepada mereka seperti yang terjadi pada Februari lalu.
FIRAS DUMAIDI, Warga Huwara:
“Ada kekhawatiran terhadap tindakan yang dilakukan oleh pemukim sebagai hukuman kolektif di daerah tersebut. Setiap kali sebuah operasi dilakukan terhadap warga Israel, para pemukim menutup semua toko, dan ada ketakutan terjadinya serangan oleh pemukim kepada para penghuni daerah tersebut.”
Pada Februari, Huwara menjadi sasaran serangan balas dendam oleh ratusan pemukim Israel, usai seorang warga Palestina yang sedang melintas dengan kendaraannya menembak mati dua warga Israel di dekat pos pemeriksaan Huwara. Setidaknya satu warga Palestina terbunuh dan puluhan warga setempat terluka dalam bentrokan tersebut, menurut data resmi Palestina.
JOMAA TAYEH, Pejabat Palestina di Huwara:
“Pihak pendudukan Israel, melalui tindakan sewenang-wenang dan bersifat menghukum ini, ingin mencegah warga Palestina menjalani kehidupan rutin mereka, sembari memberi perlindungan kepada para pemukim yang menyerang daerah tersebut, seperti yang terjadi pada Februari lalu.”
Sementara itu, sekelompok pemukim pada Minggu (26/3) membakar sebuah rumah yang dihuni oleh warga Palestina di Kota Sinjil di sebelah utara Ramallah, Tepi Barat bagian tengah, menurut sejumlah sumber Palestina dan Israel.
Ketegangan saat ini terjadi setelah satu pekan komitmen yang dikeluarkan oleh Otoritas Palestina yang dipimpin kelompok Fatah dan Israel dalam sebuah pertemuan oleh lima pihak (Mesir, Israel, Palestina, Yordania, dan Amerika Serikat) di resor Laut Merah, Sharm el-Sheikh, guna meredam lonjakan kekerasan di Tepi Barat menjelang bulan suci Ramadan.
Pascapertemuan itu, baik Israel maupun Otoritas Palestina menegaskan kembali komitmen mereka dalam memajukan keamanan, stabilitas, dan perdamaian bagi warga Palestina dan Israel.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Gaza, Palestina. (XHTV)