ADIS ABABA – Wakil Ketua Komisi Uni Afrika (UA) mengatakan sembilan program kerja sama Afrika-China meningkatkan kerja sama bilateral ke segala bidang.
Sembilan program tersebut diumumkan oleh China di Konferensi Tingkat Menteri Kedelapan Forum Kerja Sama China-Afrika (Forum on China-Africa Cooperation/FOCAC) tahun lalu.
Program-program itu bertujuan untuk memperkuat kerja sama China-Afrika dalam bidang-bidang seperti kesehatan masyarakat, pengentasan kemiskinan, serta pertanian, perdagangan, dan investasi.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Inggris): MONIQUE NSANZABAGANWA, Wakil Ketua Komisi Uni Afrika (UA)
“Kami melihat sembilan program ini dengan harapan tinggi. China sangat mendukung Afrika tidak hanya untuk mengatasi pandemi yang merebak beberapa tahun lalu, tetapi juga untuk terus mendukung dan membangun kapasitas Afrika dalam menangani pandemi dan juga membantu industrialisasi produksi obat-obatan, vaksin, dan barang-barang medis lainnya, seperti alat pelindung diri (APD).
Itu (pengurangan kemiskinan dan pertanian) merupakan salah satu bidang di mana kerja sama antara Afrika dan China ini benar-benar dapat bermanfaat dan kami menantikannya, terutama saat dunia sedang menghadapi gangguan dalam hal distribusi makanan, dalam saluran logistik.
Mereka (China) benar-benar bergerak cepat. Mereka bergerak maju, dan mereka menjadi inspirasi bagi Afrika dan negara-negara Afrika yang mengikuti langkah itu untuk mencapai pengurangan kemiskinan dan memastikan tidak ada yang tertinggal. Ada banyak hal yang kami pelajari dari China dalam aspek itu.”
Nsanzabaganwa mengatakan sembilan program itu “cukup selaras dengan prioritas Afrika seperti yang diungkapkan dalam Agenda 2063,” yakni rencana pembangunan kontinental 50 tahun UA.
SOUNDBITE 2 (Bahasa Inggris): MONIQUE NSANZABAGANWA, Wakil Ketua Komisi Uni Afrika (UA)
“Kami melihat inisiatif ini sebagai salah satu strategi utama, di mana kami akan memanfaatkan kemampuan China dalam hal teknologi, dalam hal investasi, dalam hal pengetahuan tentang bagaimana mengimplementasikan proyek-proyek tersebut pada konteks Agenda 2063.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Addis Ababa.
(XHTV)