NEW DELHI – Harga produk manisan berbahan dasar susu di Negara Bagian Rajasthan, India barat, salah satu wilayah yang terdampak parah oleh wabah penyakit kulit berbenjol (Lumpy Skin Disease/LSD), menjadi lebih mahal akibat menurunnya produksi susu, demikian disampaikan oleh warga setempat pada Jumat (16/9).
LSD telah menyebabkan banyak kematian dalam populasi ternak di beberapa negara bagian di India dan berdampak terhadap produksi susu.
Mengutip data yang dikelola oleh departemen peternakan, sejumlah laporan media lokal menyebutkan bahwa penyakit itu telah menyerang lebih dari 1,6 juta ekor ternak dan menyebabkan 75.000 ekor lainnya mati antara Juli hingga September.
Sejumlah laporan yang datang dari Negara Bagian Rajasthan, India barat, menyebutkan bahwa hasil pemerahan susu turun drastis, berdampak terhadap produksi manisan berbahan dasar susu yang menggunakan susu sebagai bahan utama.
Kelangkaan susu juga berdampak terhadap kenaikan harga manisan berbahan dasar susu.
Menurut Jaipur Dairy Federation, koperasi susu terbesar di Rajasthan, hasil pemerahan susu turun 15 hingga 18 persen.
Sementara itu, para pemilik toko manisan mengatakan produksi manisan turun 80 persen.
“Hampir semua produk manisan dibuat dari padatan susu evaporasi kering. Dengan adanya kelangkaan pasokan susu, saat ini kami tidak memproduksi manisan dalam jumlah besar,” kata Ravi Pruhit, seorang pemilik toko manisan. “Harga manisan juga naik, terutama yang berbahan dasar susu.”
Kelangkaan produk manisan terjadi beberapa hari menjelang festival cahaya umat Hindu, Diwali. Festival ini akan dirayakan bulan depan.
Warga biasanya membeli manisan dalam jumlah besar saat festival-festival seperti itu dirayakan untuk dibagikan sebagai hadiah kepada warga lainnya.
Pekan lalu, India meluncurkan vaksin lokal untuk mengatasi wabah tersebut.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari New Delhi. (XHTV)