Video: Seorang pria berusia 18 tahun melepaskan tembakan di sebuah sekolah dasar di Kota Uvalde, Negara Bagian Texas, Amerika Serikat, pada 24 Mei 2022, menewaskan sedikitnya 21 orang, termasuk 19 anak-anak. (Xinhua)
“Insiden penembakan tersebut terjadi di Texas,” tutur Catherine Russell. “Di mana lagi insiden itu akan terjadi selanjutnya? Tahun ini, kita telah melihat serangan mengerikan di sekolah-sekolah di Afghanistan, Ukraina, Amerika Serikat, Afrika Barat dan lainnya.”
PBB, 25 Mei (Xinhua) — Menyebutkan kematian dalam insiden penembakan di sekolah dasar Texas di Amerika Serikat (AS), kepala Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Children’s Fund/UNICEF)pada Rabu (25/5) bertanya, berapa banyak lagi anak-anak yang akan tewas sebelum para pemimpin bertindak?
“Tragedi demi tragedi, penembakan demi penembakan, nyawa demi nyawa generasi muda, berapa banyak lagi anak-anak yang akan tewas sebelum para pemimpin pemerintah bertindak untuk menjaga keamanan anak-anak dan sekolah mereka?” tanya Catherine Russell, Direktur Eksekutif UNICEF. “Karena hingga mereka melakukannya, kengerian ini akan terus berlanjut.”
Dia mengatakan anak-anak yang diserang dan dibunuh di Uvalde, Texas, pada Selasa (24/5) sedang bersekolah, satu-satunya tempat di luar rumah mereka di mana mereka seharusnya merasa paling aman.
Foto yang diabadikan pada 7 Maret 2022 ini menunjukkan Catherine Russell (tengah, depan), Kepala UNICEF, berbicara dalam pertemuan Dewan Keamanan di markas besar PBB di New York City, Amerika Serikat. (Xinhua/Xie E)
Ke-19 anak itu, seorang guru dan seorang anggota staf sekolah yang berangkat ke sekolah di pagi hari tidak akan pernah pulang kembali ke keluarga mereka, kata Russell, seraya menambahkan bahwa semakin banyak yang menyaksikan pembantaian tersebut akan menanggung luka emosional dan psikologis selama sisa hidup mereka.
“Insiden penembakan tersebut terjadi di Texas,” tuturnya. “Di mana lagi insiden itu akan terjadi selanjutnya? Tahun ini, kita telah melihat serangan mengerikan di sekolah-sekolah di Afghanistan, Ukraina, Amerika Serikat, Afrika Barat dan lainnya.”
Terdapat kritik terhadap undang-undang senjata AS yang dilindungi secara konstitusional, terutama yang mengizinkan penjualan senjata otomatis kepada kaum muda, yang berada di bawah usia 21 tahun. [Xinhua]