ANKARA – Bank sentral Turki pada Kamis (22/9) memangkas suku bunga acuannya untuk bulan kedua berturut-turut dari 13 persen menjadi 12 persen meskipun inflasi berada pada level tertinggi dalam dua dekade.
Kondisi keuangan masih mendukung untuk menjaga momentum pertumbuhan dalam produksi industri dan tren positif dalam lapangan kerja pada periode meningkatnya ketidakpastian terkait pertumbuhan global serta eskalasi risiko geopolitik, seperti disampaikan Komite Kebijakan Moneter bank sentral Turki dalam sebuah pernyataan.
Setelah keputusan penurunan suku bunga bank sentral tersebut, lira Turki jatuh ke rekor terendah baru yakni 18,42 terhadap dolar AS.
Inflasi tahunan Turki mencapai 80,21 persen pada Agustus, angka tertinggi dalam 24 tahun terakhir.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang merupakan pendukung suku bunga rendah, bersikeras bahwa langkah itu akan meringankan beban investasi di tengah meningkatnya inflasi.
Setelah anjlok secara dramatis pada 2021, lira Turki melanjutkan tren penurunannya dan telah kehilangan lebih dari 25 persen nilainya terhadap dolar AS selama sembilan bulan terakhir.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Ankara. (XHTV)