FUZHOU – Para ahli pertanian yang menghadiri sebuah simposium di Fuzhou, China, melontarkan pujian terhadap teknologi Juncao China yang membantu masyarakat di negara-negara berkembang dalam mengatasi kemiskinan.
Simposium selama tiga hari tentang pengembangan industri Juncao itu, yang berakhir pada Senin (19/6), bertujuan untuk menggenjot kerja sama internasional di bidang teknologi Juncao.
Juncao, yang secara harfiah dalam bahasa Mandarin berarti “jamur” dan “rumput”, dapat dimanfaatkan, sesuai dengan namanya, untuk membudidayakan jamur medis yang dapat dikonsumsi, sebagai pakan ternak atau sabuk hijau (green barrier) untuk mengendalikan erosi tanah dan menghentikan penggurunan.
KORAROME FREDA, Administrasi Provinsi Dataran Tinggi Timur, Papua Nugini:
“Saat ini, saya juga berprofesi sebagai petani. Saya menanam banyak jamur. Saya menjualnya. Sekarang saya juga menjadi seorang penyuluh, jadi saya melatih warga untuk melakukannya. Kami mendapat banyak uang dari jamur. Jamur mengubah hidup kami. Saya bisa membangun rumah. Saya bisa membeli mobil berkat (budi daya) jamur. Saya sangat senang. Saya melihat manfaat besar bagi negara saya. Saya melihat banyak hal yang akan berubah berkat teknologi Juncao. Kami merupakan negara berkembang, dengan kemiskinan yang ada di mana-mana, ada banyak kesulitan besar yang kami hadapi. Lewat teknologi Juncao, kami benar-benar dapat meredam masalah-masalah tersebut dengan sangat cepat.”
HILDA TARISAI MANDITSVARA, Ahli penyuluhan pertanian di Zimbabwe:
“Di negara saya, penggunaan teknologi Juncao akan memberikan manfaat kepada mereka dan membuat mereka dapat mengantongi pendapatan yang lebih tinggi karena mereka akan memiliki kemampuan untuk membudidayakan jamur secara menguntungkan. Selain itu, mereka juga akan terlibat dalam produksi hewan ternak di daerah pedesaan. Jadi, penggunaan teknologi Juncao dalam produksi hewan ternak juga akan membantu mereka menghasilkan daging sapi dengan kualitas sangat tinggi dan kebutuhan lainnya untuk pasar di Zimbabwe, yang juga berarti nantinya mereka akan memiliki pendapatan yang lebih tinggi dalam hal peningkatan ketahanan pangan dan nutrisi bagi para petani di negara saya.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Fuzhou, China. (XHTV)