* “Kita harus tetap berkomitmen pada misi pendirian APEC, tidak pernah melupakan misi kita yang dilimpahkan oleh sejarah, dan bergerak untuk meluncurkan kembali kerja sama Asia-Pasifik,” kata Xi.
* Berbagai pencapaian kerja sama APEC tidak terwujud dengan memaksakan keseragaman, tetapi dengan mencari titik temu seraya mengesampingkan perbedaan.
SAN FRANCISCO, Sekitar tiga puluh tahun silam, dengan mengikuti tren perdamaian dan pembangunan, para pemimpin Asia-Pasifik memutuskan untuk meninggalkan mentalitas konfrontasi blok dan permainan menang kalah (zero-sum game) yang kuno, memperkuat kerja sama ekonomi dan integrasi di kawasan tersebut, serta membangun komunitas Asia-Pasifik yang dinamis, harmonis, dan sejahtera.
Sejak saat itu, Asia-Pasifik telah memulai jalur cepat pembangunan, menjadi kekuatan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi dunia, jangkar stabilitas untuk pembangunan global, serta teladan bagi kerja sama internasional.
“Kisah kemakmuran dan pembangunan Asia-Pasifik menunjukkan bahwa pembangunan hanya dapat dicapai dengan kerja sama, tidak adanya kerja sama adalah risiko terbesar, dan bahwa pemisahan (decoupling) dan gangguan rantai pasokan bukanlah kepentingan siapa pun,” kata Presiden China Xi Jinping dalam pidato tertulis yang disampaikan pada Kamis (16/11) di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) CEO Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC).
“Kita harus tetap berkomitmen pada misi pendirian APEC, tidak pernah melupakan misi kita yang dilimpahkan oleh sejarah, dan bergerak untuk meluncurkan kembali kerja sama Asia-Pasifik,” kata Xi.
Foto dari udara yang diabadikan pada 30 September 2023 ini menunjukkan kereta Electric Multiple Unit (EMU) Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang melaju di Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. (Xinhua/Xu Qin)
INSPIRASI SEJARAH
“Ada begitu banyak hal yang dapat kita petik dari perjalanan kerja sama Asia-Pasifik yang luar biasa ini,” kata Xi dalam pidato tertulisnya, mencatat bahwa “keterbukaan dan inklusivitas adalah ciri khas kerja sama Asia-Pasifik,” “pembangunan bagi semua adalah tujuan utama kerja sama Asia-Pasifik,” dan “mencari titik temu sembari mengesampingkan perbedaan adalah praktik terbaik dalam kerja sama Asia-Pasifik.”
Selama tiga dekade terakhir, Asia-Pasifik telah memangkas tingkat tarif rata-rata dari 17 persen menjadi 5 persen, dan menyumbang 70 persen dari pertumbuhan ekonomi global.
Kawasan tersebut telah mengembangkan “Pendekatan APEC” berdasarkan prinsip-prinsip kesukarelaan, pembangunan konsensus, dan kemajuan bertahap, serta menghormati hak untuk berkembang dari semua anggota.
Selama tiga puluh tahun terakhir, pendapatan per kapita di Asia-Pasifik telah meningkat lebih dari empat kali lipat, dan satu miliar orang telah dientaskan dari kemiskinan, sebuah kontribusi penting bagi kemajuan manusia dan pembangunan berkelanjutan global.
Kiyoyuki Seguchi, Direktur Penelitian di Institut Kajian Global Canon Jepang, meyakini bahwa Asia-Pasifik, sebagai mesin penting yang mendorong pertumbuhan ekonomi dunia, akan terus memimpin pembangunan ekonomi dunia.
Pencapaian kerja sama APEC tidak terwujud dengan memaksakan keseragaman, tetapi dengan mencari titik temu seraya mengesampingkan perbedaan.
Seperti yang telah diutarakan oleh Xi, “Keberhasilan kita dapat terwujud karena kita mengikuti tren mendasar, mengingat situasi secara keseluruhan, dan memanfaatkan semangat kemitraan yang mengutamakan keharmonisan tanpa keseragaman, serta solidaritas dan bantuan timbal balik.”
“Hal ini memungkinkan kita untuk mengubah keragaman dalam keanggotaan menjadi momentum untuk bekerja sama dan mencapai kemajuan bersama dengan memanfaatkan komplementaritas,” katanya.
Sejumlah pekerja memberi label pada durian yang akan diekspor ke China di sebuah pabrik pengolahan durian di Provinsi Dak Lak, Vietnam, pada 15 September 2023. (Xinhua/Hu Jiali)
REGIONALISME TERBUKA
Dunia telah memasuki periode baru yang penuh gejolak dan perubahan, serta momentum pertumbuhan ekonomi dunia sedang lesu. Ke mana seharusnya arah kerja sama Asia-Pasifik telah menjadi pertanyaan terbaru yang dihadapi kawasan ini.
“Kita harus tetap berkomitmen pada regionalisme terbuka, dan dengan teguh memajukan pembangunan Zona Perdagangan Bebas Asia-Pasifik. Kita harus menghormati hukum yang mengatur pembangunan ekonomi, mengerahkan upaya terbaik dari diri kita masing-masing, menjadikan ekonomi kita semakin saling terhubung, memperkuat sinergi antara perjanjian perdagangan regional dan strategi pembangunan yang relevan, serta membangun ekonomi Asia-Pasifik yang terbuka yang mengutamakan kerja sama yang saling menguntungkan,” kata Xi.