BEIJING – China Daratan pada Minggu (22/8) melaporkan nol kasus lokal baru untuk kali pertama dalam satu bulan lebih, menandai keberhasilan awal dalam membendung wabah COVID-19 terparah sejak awal tahun ini.
China Daratan pada Minggu melaporkan 21 kasus COVID-19 impor namun tidak ada kasus baru yang ditularkan secara lokal, kata Komisi Kesehatan Nasional (National Health Commission/NHC) China dalam laporan hariannya pada Senin (23/8).
Kemunculan kembali virus COVID-19 sejak pertengahan Juli, terutama disebabkan oleh varian Delta yang sangat menular, telah mendorong tindakan tegas, termasuk karantina wilayah (lockdown) tertarget, pembatasan perjalanan, tes massal, dan tindakan medis yang cepat untuk membendung penyebarannya.
“Praktik telah membuktikan bahwa langkah pencegahan kami efektif. Kami harus terus menerapkan kebijakan ini, memperkuat bagian-bagian yang lemah, dan mengonsolidasikan pekerjaan di area-area utama,” kata Kepala NHC Ma Xiaowei dalam sebuah wawancara dengan Xinhua belum lama ini.
Langkah-langkah China, yang mendapat dukungan luas dari masyarakat, berhasil mengendalikan setiap wabah. Pelajaran apa yang dapat dipetik dari perjuangan China melawan wabah terbaru varian Delta?
APAKAH LOCKDOWN LOKAL DIPERLUKAN?
Pemerintah daerah di China telah mengambil tindakan cepat untuk membendung penyebaran COVID-19. Berbagai langkah seperti perawatan medis tepat waktu untuk kasus terkonfirmasi, karantina terkonsentrasi untuk kontak dekat, skema manajemen tertutup di daerah permukiman, dan penangguhan lalu lintas penumpang, telah terbukti efektif dalam mengendalikan epidemi dengan cepat, papar Yu Chuanhua, ahli epidemiologi dan statistik kesehatan di Universitas Wuhan.
Langkah-langkah China untuk mengendalikan COVID-19 mengikuti prinsip-prinsip dasar pencegahan dan pengendalian penyakit menular, dan berhasil mengendalikan epidemi dalam waktu singkat, ungkap Wu Zunyou, kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.
Strategi ini terbukti efektif dalam mengendalikan secara cepat 20 lebih wabah impor sejak epidemi merebak. Ini adalah cara paling efektif untuk mengendalikan penyakit menular akut seperti COVID-19 sembari mengontrol biaya ekonomi, ujar Wu.
Epidemi Delta terbaru memengaruhi lebih dari separuh daerah setingkat provinsi di China Daratan. Provinsi Jiangsu di China timur melaporkan total 818 kasus terkonfirmasi lokal dalam putaran ini, angka tertinggi di antara provinsi-provinsi yang terdampak.
“Kami telah berinvestasi besar dalam hal tenaga kerja dan biaya material, dan berbagai langkah pengendalian serta pencegahan telah membuat sebagian besar provinsi, daerah, dan kota di China bebas dan terbuka,” kata Wu. Tanpa “pengendalian lokal,” (situasi) secara nasional kemungkinan tidak terkendali, imbuhnya.
APAKAH KITA MASIH PERLU MENGGUNAKAN MASKER?
Seluruh dunia masih berjuang untuk mengatasi krisis ini. Meskipun China melaporkan nol kasus lokal baru, kemungkinan wabah impor lainnya masih tinggi, Wu memperingatkan.
“Oleh karena itu, kita harus selalu mematuhi langkah-langkah pencegahan dan pengendalian COVID-19 secara rutin. Beberapa praktik sebelumnya telah membuktikan bahwa vaksinasi, pemakaian masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak sosial, dan menghindari keramaian itu efektif,” kata Wu.
“Jika virus bermutasi lagi, selama Anda memakai masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak, efek pencegahannya akan bagus,” tambahnya.
Pendapat Wu tersebut diamini oleh Zhu Liguo dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Jiangsu. Menurut Zhu, penggunaan masker dan rajin mencuci tangan dapat membantu mengurangi penularan varian Delta yang sangat menular, yang juga ditularkan melalui sistem pernapasan.
SEBERAPA EFEKTIFKAH VAKSIN?
Hingga Minggu, lebih dari 1,94 miliar dosis vaksin COVID-19 telah diberikan di China, menurut data dari NHC pada Senin.
Studi awal tentang wabah COVID-19 terbaru di Provinsi Guangdong, China selatan, menunjukkan bahwa vaksin buatan dalam negeri China efektif terhadap varian Delta. Ahli epidemiologi terkemuka Zhong Nanshan membagikan pengalaman China dalam pencegahan dan pengendalian epidemi melalui tautan video pada 20 Agustus.
Menurut Zhong, kemanjuran perlindungan secara keseluruhan dari vaksin buatan dalam negeri China mendekati 60 persen terhadap varian Delta dan 100 persen terhadap kasus yang parah.
Data terbaru menunjukkan bahwa tingkat antibodi meningkat lebih dari 10 kali lipat ketika dosis ketiga vaksin buatan dalam negeri China diberikan enam bulan setelah dosis kedua, imbuh Zhong.
“Dengan lebih dari 80 persen populasi yang divaksinasi, negara ini dapat mencapai kekebalan kelompok yang efektif,” tutur Zhong, seraya menambahkan bahwa tingkat vaksinasi di China kemungkinan akan mencapai lebih dari 80 persen pada akhir tahun ini.
BAGAIMANA TES MASSAL DAPAT MENGHENTIKAN PENYEBARAN VIRUS?
Qiu Haibo, seorang ahli dari tim mekanisme pencegahan dan pengendalian COVID-19 gabungan Dewan Negara China, mengatakan China berhasil mengendalikan epidemi lebih cepat sejak wabah COVID-19 merebak di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China tengah. Hal ini terutama karena tes asam nukleat yang cepat dapat mengidentifikasi orang yang terinfeksi dan mengendalikan sumber infeksi.
Metode pengujian asam nukleat yang ada sekarang dapat mendeteksi varian Delta tepat waktu, kata Zhu Liguo.
Dalam tes massal dan tes pada kelompok populasi utama, China terus menggunakan teknologi pengujian asam nukleat dan meningkatkan frekuensi pengujian untuk memaksimalkan deteksi tepat waktu dari semua orang yang terinfeksi, jelas Zhu.
Zhu Shida, direktur laboratorium pengujian asam nukleat bernama Huoyan, atau Mata Api, yang didirikan oleh perusahaan bioteknologi BGI Group yang berbasis di Shenzhen, mengatakan bahwa tes massal di China kini umumnya mengadopsi pendekatan tes campuran 10 orang per gelombang.
Guna memastikan sensitivitas ilmiah, metode ini mengurangi jumlah deteksi hingga 90 persen dibandingkan dengan deteksi tabung tunggal, yang mengurangi biaya secara signifikan, kata Zhu.
APA HASILNYA JIKA TIDAK ADA PENGENDALIAN?
“Karena virus bermutasi dan menyebar lebih cepat, kita harus merespons lebih cepat. Jika kita melonggarkan langkah-langkah pengendalian, semua upaya kita dalam setahun terakhir akan sia-sia, dan kita akan mengalami kerugian besar dan konsekuensi yang tak terbayangkan,” kata Wu Zunyou.
“Langkah antiepidemi kami saat ini telah menangkal banyak infeksi dengan biaya yang relatif kecil. Berkat tindakan kami yang akurat dan teratur, sebagian besar kegiatan produksi di semua lapisan masyarakat telah dilanjutkan, dan perkembangan ekonomi terlihat positif,” kata Yu Chuanhua.
Tindakan pencegahan dan pengendalian China mencerminkan nilai “memprioritaskan manusia dan memprioritaskan nyawa.” Langkah-langkah ini efektif dalam melindungi kehidupan jutaan warga beserta keluarga mereka dan mendorong pertumbuhan ekonomi, kata Wu. [Xinhua]