* Observatorium BaselineWaliguan China, yang terletak lebih dari 3.800 meter di atas permukaan laut di Dataran Tinggi Qinghai-Xizang, mulai beroperasi pada 1994. Hingga saat ini, observatorium ini merupakan observatorium lingkungan atmosfer (atmospheric background observatory) global tertinggi di dunia.
* Kurva karbon dioksida, yang dibuat menggunakan data observasi yang dihasilkan oleh Observatorium BaselineWaliguan dan Mauna Loa Observatory di Hawaii, menjadi saksi dampak aktivitas manusia terhadap perubahan iklim global.
* Sayangnya, “kurva Waliguan” menunjukkan peningkatan selama tiga dekade terakhir, dengan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer melonjak hingga 419,3 ppm pada 2022.
XINING, Cuaca ekstrem semakin memburuk di seluruh dunia, Topan Super Yagi melanda China selatan dan Vietnam pada September, yang merenggut banyak nyawa dan menimbulkan kerusakan dahsyat; banjir besar menghantam Bangladesh; Eropa baru saja dilanda musim panas dengan suhu terpanas yang pernah tercatat.
Meningkatnya kejadian cuaca ekstrem ini menyoroti urgensi untuk memahami dan meningkatkan kesadaran tentang perubahan iklim global
Dengan digelarnya Lokakarya Internasional tentang Gas Rumah Kaca dan Perubahan Iklim di Provinsi Qinghai, China barat laut, pada September lalu, peran observatorium lingkungan atmosfer global tersebut dalam memahami perubahan iklim menjadi sorotan. Lokakarya tersebut juga berfungsi sebagai pertemuan untuk menandai peringatan 30 tahun beroperasinya Observatorium BaselineWaliguan China.
Foto ini menunjukkan penampakan eksterior Observatorium BaselineWaliguan China di Provinsi Qinghai, China barat laut, pada 9 Agustus 2023. (Xinhua/Biro Meteorologi Qinghai)
Observatorium yang terletak lebih dari 3.800 meter di atas permukaan laut di Dataran Tinggi Qinghai-Xizang ini mulai beroperasi pada 1994. Observatorium ini merupakan observatorium lingkungan atmosfer global tertinggi di dunia, dan satu-satunya observatorium global di China, selain tujuh observatorium lingkungan atmosfer regional yang telah beroperasi di negara itu.
Observasi lingkungan atmosfer mengacu pada observasi jangka panjang di lokasi tetap terhadap komponen atmosfer yang tercampur dengan baik dan bebas dari kontaminasi lokal, di daerah yang jauh dari aktivitas manusia. Data yang dihasilkan dari pengamatan ini cenderung lebih akurat dalam menggambarkan kondisi dan komposisi atmosfer yang sebenarnya.
MELACAK PERUBAHAN IKLIM
Dataran Tinggi Qinghai-Xizang, yang dikenal sebagai “atap dunia”, merupakan salah satu area paling sensitif terhadap perubahan iklim global. Eksistensinya telah menyebabkan perubahan sirkulasi atmosfer, sehingga berdampak pada perubahan iklim regional dan global.
Keberadaannya juga mencegah penggurunan di Asia timur dan selatan, tidak seperti yang terjadi di sejumlah wilayah lain seperti Afrika Utara dan Asia Tengah.
Pada 17 September 1994, Observatorium BaselineWaliguan diresmikan di puncak Gunung Waliguan di Dataran Tinggi Qinghai-Xizang. Sebelumnya, China, Amerika Serikat, dan Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) telah mengadakan pembicaraan dan menandatangani perjanjian kerja sama untuk membangun observatorium lingkungan atmosfer di China barat.
Seorang pakar dari luar negeri bekerja bersama sejumlah staf dari Biro Meteorologi Qinghai di Observatorium BaselineWaliguan China di Provinsi Qinghai, China barat laut, pada November 2011. (Xinhua/Biro Meteorologi Qinghai)
“Saya menghabiskan sebagian masa sabatikal saya di WMO untuk membantu Global Atmosphere Watch Programme (GAW) dalam beberapa proyek ketika Gunung Waliguan direncanakan dan ditetapkan sebagai stasiun global,” kenang Gregory R. Carmichael, ketua komite pengarah ilmiah GAW, yang antusias ketika kembali mendapat kesempatan untuk mengunjungi Gunung Waliguan 30 tahun kemudian.
“Gunung Waliguan adalah sebuah situs yang sangat penting karena gunung ini mampu mengamati perubahan dalam komposisi atmosfer di seluruh Asia,” imbuhnya.
(Bersambung ke Bagian 2)