FUZHOU – Di Kota Fuzhou, ibu kota Provinsi Fujian, China timur, dua warga asing bergabung dalam upaya masyarakat setempat untuk memerangi COVID-19 dengan melakukan pekerjaan sukarela.
Aladdin Colak, pebisnis asal Turki, datang ke China 27 tahun lalu dan mengelola sebuah restoran Turki di Fuzhou.
Dia menganggap Fuzhou sebagai rumah keduanya dan ingin memberikan bantuan kapan pun kota itu membutuhkannya.
ALADDIN COLAK, Sukarelawan di komunitas Tangbian, Fuzhou:
“Fuzhou adalah kampung halaman kedua saya, jadi saya berkewajiban untuk membantu saat kota ini membutuhkan. Selama kasus COVID-19 kembali meningkat, saya melihat betapa kerasnya para pekerja dan sukarelawan masyarakat ini bekerja.
Saya seorang pemilik restoran, jadi saya ingin mengirimkan makanan gratis untuk mereka. Namun, mereka mengatakan kekurangan tenaga. Saya memiliki jadwal kerja yang fleksibel dan fasih berbahasa Mandarin, jadi saya menyampaikan kepada pekerja komunitas ini bahwa mereka dapat menghubungi saya untuk membantu kapan saja.”
Colak bukanlah satu-satunya warga asing yang menganggap dirinya sebagai orang luar.
Stasi (29), seorang warga asal Belarus, juga memiliki pemikiran serupa.
STASI, Sukarelawan di komunitas Tangbian, Fuzhou:
“Nama saya Stasi. Saya telah tinggal di Fuzhou selama enam tahun. Saya seorang guru. Membantu orang lain membuat saya senang.”
ALADDIN COLAK, Sukarelawan di komunitas Tangbian, Fuzhou:
“Fuzhou kota yang ramah. Dari sejak saya kuliah hingga memperoleh pekerjaan dan kemudian berkeluarga, saya mendapat banyak bantuan di Fuzhou. Kendati virus masih merebak, kami memiliki kebutuhan harian yang cukup. Kami memiliki makanan yang cukup. Saat kami berupaya memerangi virus, sebagai warga kota ini, saya merasa bertanggung jawab untuk menawarkan uluran tangan.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Fuzhou, China. (XHTV)