JUDUL: Seniman botol pasir di Yordania suarakan harapan untuk perdamaian di Gaza
SHOOTING TIME: 20 Januari 2024
DATELINE: 21 Januari 2024
DURASI: 00:02:48
LOKASI: Amman
KATEGORI: BUDAYA
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan Laith membuat botol pasir
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): LAITH QASIM, Seniman botol pasir
3. SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): LAITH QASIM, Seniman botol pasir
4. Berbagai cuplikan Laith membantu seorang gadis membuat botol pasir
STORYLINE:
Seni botol pasir merupakan kerajinan tangan tradisional yang dilakukan oleh banyak seniman di objek-objek wisata di Yordania.
Laith Qasim (22) merupakan salah satu di antaranya. Pemuda itu telah menekuni seni tersebut selama 10 tahun. Bermula dari sekadar hobi, lima tahun yang lalu Laith pun mengubah kecintaannya pada seni itu menjadi karier profesional dan mata pencaharian.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): LAITH QASIM, Seniman botol pasir
“Kerajinan ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu, sejak zaman bangsa Nabath yang membangun Petra. Merekalah yang menciptakannya. Mereka membuat jam pasir dan kemudian mengembangkannya dengan menggambar menggunakan pasir. Seni ini diwariskan dari generasi ke generasi, dan kami mempelajarinya. Ini adalah kerajinan tradisional Yordania.
Saya mempelajarinya saat masih kecil. Seni botol pasir ini menjadi hobi saya, dan saya suka menggambar. Saya menyukainya dan terus menekuninya.”
Berlokasi di pusat kota Amman, ibu kota Yordania, Laith tidak hanya mempraktikkan seni dan kerajinan menggambar botol pasir, tetapi juga membolehkan para pelanggan mempelajari seni ini dan menggambar sendiri.
Namun, sama seperti banyak orang lain yang bekerja di sektor pariwisata, bisnis Laith juga terdampak oleh konflik yang sedang terjadi di Gaza.
SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): LAITH QASIM, Seniman botol pasir
“Pariwisata saat ini sangat terdampak oleh krisis itu. Pariwisata menurun, terutama di Timur Tengah. Kami sebagai pekerja di sektor pariwisata sangat terdampak. Tidak ada turis di negara ini, dan seluruh pekerjaan saya bergantung pada pariwisata. Saya berdoa semoga saja para turis akan kembali, pariwisata di negara ini akan pulih, dan konflik akan berakhir.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Amman.
(XHTV)