ZHENGZHOU – Seni membantu sebuah desa di Provinsi Henan, China, mencapai vitalisasi pedesaan. Sanhe, sebuah desa pegunungan, dulunya dilanda kemiskinan. Para pejabat setempat sempat kebingungan memikirkan cara untuk meningkatkan pendapatan warga desa.
WU SONGSHENG, Ketua Partai Desa Sanhe di Henan:
“Dulu, (akses) Desa Sanhe terbatas karena kondisi alamnya. Warga desa sulit untuk bepergian, mendapatkan air minum, pergi ke sekolah, ataupun berobat. Saat itu, kehidupan sangat sulit bagi penduduk desa.”
Perubahan pun terjadi pada 2016, setelah Feng Yake, seorang warga yang hobi melukis dan telah bertahun-tahun merantau, pulang ke Desa Sanhe dan mengusulkan cara baru untuk mencari nafkah.
FENG YAKE, Pendiri resor agrowisata di Desa Sanhe:
“Suatu hari tiba-tiba saya mendengar bahwa desa kami, Sanhe, memiliki kondisi alam yang sangat baik untuk melukis atau membuat sketsa. Jadi, saya memutuskan untuk meninggalkan kota dan kembali ke kampung halaman untuk mendirikan sanggar seni lukis.”
Selama setengah tahun pertama sejak sanggar seni lukis Feng dibuka, Desa Sanhe menerima lebih dari 2.000 kunjungan wisatawan.
Dengan bantuan pemerintah daerah, desa itu mulai mengembangkan industri ekowisata, dengan unsur budaya dan seni yang menarik banyak pengunjung.
Sejak 2020, sektor pariwisata Sanhe menghasilkan pendapatan lebih dari 4 juta yuan (1 yuan = Rp2.135) per tahun.
Lebih dari 70 studio seni menandatangani kontrak dengan desa tersebut, yang lambat laun dikenal sebagai “desa seni lukisan tangan”.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Zhengzhou, China. (XHTV)