XI’AN – Semakin banyak anak muda mendedikasikan diri untuk perlindungan digital terhadap relik budaya di China guna membantu melestarikan dan menyebarkan budaya China.
Anak-anak muda berusia di bawah 40 tahun mencakup sekitar 60 persen dari tim penelitian ilmiah di Pusat Penelitian Rekayasa Gabungan Nasional-Lokal untuk Digitalisasi Warisan Budaya di Northwest University of China, Provinsi Shanxi.
ZHANG JUNBO, Mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi, Northwest University of China:
“Sebagai anak muda, saya lebih suka melakukan sesuatu yang menarik. Perlindungan digital terhadap relik budaya sangat menarik bagi saya, dan saya bersedia mencurahkan energi saya untuk pekerjaan yang saya sukai ini.”
LI CHUNHUI, Mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi, Northwest University of China:
“Anak muda lebih tahu apa yang diinginkan anak muda. Agar masyarakat lebih mudah menerima relik budaya, mungkin kita bisa mengaplikasikan teknologi terbaru dalam proses restorasi.”
LI KANG, Kepala teknisi di Pusat Penelitian Rekayasa Gabungan Nasional-Lokal untuk Digitalisasi Warisan Budaya:
“Anak-anak muda dalam tim belajar dengan sangat cepat. Mereka lebih inovatif. Dan mereka mampu dengan cepat mengaplikasikan metode baru untuk perlindungan digital terhadap relik budaya.”
YANG WEN, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi, Northwest University of China:
“Ketika kami menggabungkan teknologi informasi dengan warisan budaya, kami akan memanfaatkan keahlian profesional kami secara maksimal untuk menyebarluaskan relik budaya dengan lebih baik melalui teknologi digital, sehingga budaya kita dapat diwariskan dari generasi ke generasi.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Xi’an, China. (XHTV)