JUDUL: Sekjen PBB sebut tragedi di Gaza mengharuskan adanya gencatan senjata kemanusiaan darurat
SHOOTING TIME: 6 November 2023
DATELINE: 7 November 2023
DURASI: 00:03:20
LOKASI: Markas Besar PBB
KATEGORI: POLITIK
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan suasana di ruang konferensi pers
2. Berbagai cuplikan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berjalan menuju podium
3. SOUNDBITE (Bahasa Inggris): ANTONIO GUTERRES, Sekretaris Jenderal PBB
4. Berbagai cuplikan para jurnalis
STORYLINE:
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Senin (6/11) menyampaikan dalam sebuah konferensi pers bahwa tragedi yang terjadi di Gaza membuat pemberlakuan gencatan senjata kemanusiaan semakin mendesak.
SOUNDBITE (Bahasa Inggris): ANTONIO GUTERRES, Sekretaris Jenderal PBB
“Mimpi buruk di Gaza lebih dari sekadar krisis kemanusiaan. Ini merupakan bentuk ketiadaan kemanusiaan. Konflik yang semakin intens itu mengguncang dunia, mengguncang kawasan tersebut, dan yang paling tragis, merenggut begitu banyak nyawa tak berdosa. Operasi darat oleh militer Israel dan pengeboman yang terus berlanjut menghantam warga sipil, rumah sakit, kamp pengungsian, masjid, gereja, dan fasilitas-fasilitas PBB, termasuk tempat penampungan. Tidak ada yang aman. Pada saat yang sama, Hamas dan militan lainnya menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia dan terus meluncurkan roket tanpa pandang bulu ke arah Israel.
Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak. Ratusan anak perempuan dan laki-laki dilaporkan terbunuh atau terluka setiap harinya. Lebih banyak jurnalis dilaporkan terbunuh dalam kurun waktu empat pekan dibandingkan dengan konflik mana pun dalam setidaknya tiga dekade terakhir. Lebih banyak pekerja bantuan PBB yang terbunuh dibandingkan periode lain yang setara dalam sejarah organisasi ini.
Tragedi yang sedang terjadi membuat kebutuhan akan pemberlakuan gencatan senjata kemanusiaan semakin mendesak seiring berjalannya waktu. Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, dan tentunya masyarakat internasional, dihadapkan pada tanggung jawab yang sangat penting dan bersifat segera, yaitu menghentikan penderitaan kolektif yang tidak berperikemanusiaan ini dan secara dramatis memperluas bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Beberapa bantuan yang menyelamatkan nyawa masuk ke Gaza dari Mesir melalui perlintasan Rafah. Namun, bantuan itu bagaikan setetes air yang tidak dapat memenuhi lautan kebutuhan.
Mari kita perjelas. Perlintasan Rafah saja tidak memiliki kapasitas untuk memproses truk-truk bantuan dalam skala yang dibutuhkan. Hanya ada 400 lebih truk yang melintas ke Gaza selama dua pekan terakhir, dibandingkan dengan 500 truk per hari sebelum pecahnya konflik tersebut. Dan yang terpenting, bantuan ini tidak mencakup bahan bakar. Tanpa bahan bakar, bayi-bayi yang baru lahir di inkubator dan pasien yang membutuhkan alat bantu untuk bertahan hidup akan kehilangan nyawa. Air tidak dapat dipompa atau dimurnikan. Air limbah mentah akan segera mengalir ke jalan-jalan, yang akan menyebarkan penyakit. Truk-truk yang mengangkut bantuan krusial juga akan terbengkalai.”
PBB dan para mitra meluncurkan permohonan bantuan kemanusiaan senilai 1,2 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.550) untuk membantu 2,7 juta orang, yaitu seluruh penduduk Gaza dan setengah juta warga Palestina di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, ujarnya.
Dia menyerukan kepada negara-negara anggota PBB untuk bertindak sekarang guna menemukan jalan keluar dari “jalan buntu kehancuran yang brutal, mengerikan, dan menyakitkan ini agar dapat membantu mengakhiri rasa sakit dan penderitaan, membantu menyembuhkan yang telah hancur, dan membantu membuka jalan menuju perdamaian, menuju solusi dua negara dengan warga Israel dan Palestina yang hidup dalam kedamaian dan keamanan.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari markas besar PBB.
(XHTV)