JUDUL: Sekjen PBB peringatkan Lebanon di ambang perang skala penuh
SHOOTING TIME: 8 Oktober 2024
DATELINE: 9 Oktober 2024
DURASI: 00:03:26
LOKASI: Markas Besar PBB
KATEGORI: POLITIK
SHOTLIST:
1. Cuplikan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berjalan ke podium dengan efek kamera bergerak ke arah kiri (pan left) dan mendekat (zoom in)
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Inggris): ANTONIO GUTERRES, Sekretaris Jenderal PBB
3. Berbagai cuplikan Guterres mendengarkan pertanyaan dari para jurnalis
4. SOUNDBITE 2 (Bahasa Inggris): ANTONIO GUTERRES, Sekretaris Jenderal PBB
5. Cuplikan Guterres meninggalkan lokasi dengan efek kamera bergerak ke arah kanan (pan right) dan menjauh (zoom out)
STORYLINE:
Lebanon “berada di ambang perang skala penuh,” tetapi masih ada waktu untuk menghentikannya, kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Selasa (8/10).
Berbicara kepada para wartawan di Markas Besar PBB di New York, Guterres mengatakan bahwa Timur Tengah “bagaikan tong mesiu dengan banyak pihak memegang korek api.”
SOUNDBITE 1 (Bahasa Inggris): ANTONIO GUTERRES, Sekretaris Jenderal PBB
“Selama berbulan-bulan, saya telah memperingatkan soal risiko meluasnya konflik. Timur Tengah bagaikan tong mesiu dengan banyak pihak memegang korek api. Situasi di Tepi Barat yang diduduki sedang memanas. Dan saat ini, di Lebanon, berbagai serangan, termasuk terhadap warga sipil, mengancam seluruh kawasan. Selama beberapa hari terakhir, baku tembak antara Hizbullah dan pihak-pihak lain di Lebanon dengan Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) meningkat di sepanjang Garis Biru, tanpa menghiraukan resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 dan 1559. Serangan berskala besar Israel jauh ke dalam wilayah Lebanon, termasuk Beirut, telah menewaskan lebih dari 2.000 orang selama setahun terakhir, dan 1.500 orang hanya dalam dua pekan terakhir ini. Jumlah korban jiwa telah melampaui jumlah korban jiwa pada perang 2006 di Lebanon. Serangan-serangan yang dilancarkan oleh Hizbullah dan pihak-pihak lain di selatan Garis Biru telah menewaskan sedikitnya 49 orang dalam setahun terakhir. Otoritas Lebanon melaporkan lebih dari 1 juta orang di Lebanon mengungsi, dan 300.000 orang mengungsi ke Suriah. Lebih dari 60.000 orang masih mengungsi dari Israel utara. Baru-baru ini, IDF memulai serangan melintasi Garis Biru. Kita berada di ambang perang skala penuh di Lebanon, dengan konsekuensi yang sudah sangat mengerikan. Tetapi masih ada waktu untuk menghentikannya. Kedaulatan dan integritas teritorial semua negara harus dihormati. Anggota pasukan penjaga perdamaian kita di Lebanon, UNIFIL (Pasukan Sementara PBB di Lebanon), sebisa mungkin terus melaksanakan mandat mereka. Misi ini bergantung pada kepatuhan penuh dari semua pihak. Sekali lagi saya ingin menyampaikan rasa terima kasih dan rasa kagum saya kepada para pasukan penjaga perdamaian dan negara-negara yang berkontribusi dalam misi ini. Tentara pria dan wanita UNIFIL bertugas di situasi yang saat ini menjadi situasi paling menantang bagi pasukan penjaga perdamaian di mana pun. Semua harus memastikan keselamatan dan keamanan mereka.”
Guterres mengatakan bahwa tahun lalu “telah menjadi tahun penuh krisis, berupa krisis kemanusiaan, krisis politik, krisis diplomatik, dan krisis moral,” dan “mimpi buruk di Gaza kini memasuki tahun kedua yang kejam dan mengerikan.”
Selama setahun terakhir, setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, “Gaza telah menjadi episentrum tingkat penderitaan manusia yang sulit dipahami,” dengan lebih dari 41.000 warga Palestina dilaporkan tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan ribuan lainnya hilang, ungkapnya.
SOUNDBITE 2 (Bahasa Inggris): ANTONIO GUTERRES, Sekretaris Jenderal PBB
“Tidak ada tempat yang aman di Gaza dan tidak ada seorang pun yang aman. Hukum internasional sangat jelas menyatakan warga sipil di mana pun harus dihormati dan dilindungi, dan kebutuhan dasar mereka harus dipenuhi, termasuk melalui bantuan kemanusiaan. Semua sandera harus dibebaskan. Saya mengutuk keras semua pelanggaran Hukum Humaniter Internasional di Gaza.”
Sekjen PBB itu kembali menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan Lebanon, pembebasan sandera segera dan tanpa syarat, dan bantuan penyelamatan nyawa segera bagi semua orang yang sangat membutuhkannya, dan meminta tindakan permanen bagi solusi dua negara antara Israel dan Palestina.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Markas Besar PBB
(XHTV)