YANGON – Yangon, kota komersial Myanmar, dan Kota Kyaukphyu di wilayah barat negara itu pada Rabu (17/8) mencatat rekor curah hujan harian tertinggi dalam lebih dari 50 tahun, menurut Departemen Meteorologi dan Hidrologi Myanmar.
Yangon, bekas ibu kota Myanmar, mencatat curah hujan harian tertinggi dalam 54 tahun, dengan 170 mm tercatat pada Rabu, kata biro cuaca tersebut. Sebagai pembanding, curah hujan di Yangon tercatat di angka 149 mm pada Agustus 2019,
Sementara itu, Kyaukphyu, sebuah kota besar di Negara Bagian Rakhine, pada Rabu mencatat curah hujan 502 mm, yang tertinggi dalam 58 tahun. Pada Agustus 1994, curah hujan hanya mencapai 272 mm.
“Rekor curah hujan itu disebabkan oleh angin monsun kencang yang bertiup dari timur,” kata Hla Tun, Direktur Departemen Meteorologi dan Hidrologi Myanmar, kepada Xinhua pada Rabu.
“Terlepas dari curah hujan harian yang ekstrem itu, rata-rata curah hujan tahun ini tergolong rendah dan buruk,” tambahnya.
Pada Rabu pagi, banjir yang dipicu hujan deras membuat beberapa daerah di Yangon tergenang air.
Juli dan Agustus merupakan bulan dengan rata-rata curah hujan tertinggi di Myanmar, yang mengalami musim hujan mulai pertengahan Mei hingga akhir Oktober.
Meski demikian, beberapa kota di negara Asia Tenggara itu tahun ini dilanda gelombang panas bulan Juli yang memecahkan rekor dalam hampir 70 tahun, menurut laporan biro cuaca tersebut.
Berbagai fenomena cuaca ekstrem berpotensi terjadi di masa mendatang akibat perubahan iklim, tutur Hla Tun.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Yangon, Myanmar. (XHTV)