NANCHANG – Kendati banyak restoran di China telah menangguhkan layanan makan di tempat untuk mengurangi risiko penyebaran epidemi di tengah kemunculan kembali COVID-19 belum lama ini, beberapa di antaranya berhasil mempertahankan aktivitas bisnis mereka dengan beralih ke layanan pesan-antar.
CHEN YUSHAN, Koresponden Xinhua:
“Saat ini, saya berada di sebuah pusat perbelanjaan di Nanchang, Provinsi Jiangxi, China timur. Untuk menahan penyebaran COVID-19, restoran tidak membuka layanan makan di tempat. Banyak di antara mereka melakukan berbagai upaya guna mengurangi kerugian, yang menunjukkan ketahanan ekonomi swasta. Saya Chen Yushan dari Kantor Berita Xinhua. Mari kita lihat upaya mereka demi mendorong konsumsi.”
YI SHUFEN, Manajer restoran barbeku di Nanchang:
“Saat ini, industri jasa boga sangat terpengaruh oleh epidemi. Kami mengelola restoran barbeku, dan pelanggan kami biasanya lebih suka makan di tempat. Selama pandemi, orang-orang tidak dapat menikmati barbeku di rumah. Jadi, kami menemukan metode panci ini. Kami mengantarkan panci berikut bahan-bahan makanan kepada pelanggan sehingga mereka bisa menikmati barbeku di rumah.”
XU PENGFEI, Manajer toko retail sup panci di Nanchang:
“Wabah ini tak kenal ampun, tetapi kami berusaha mencari jalan keluar. Kebanyakan orang makan di rumah selama epidemi, yang merupakan waktu berkumpul dengan keluarga. Jadi, kami menghadirkan kembali cara memasak tertua di Nanchang, yaitu merebus sup dalam panci. Kami memasukkan ayam utuh ke dalam panci besar seperti ini, lalu merebusnya selama delapan jam. Rasanya sangat lezat. Kami juga merancang kemasan khusus makanan agar tetap hangat setidaknya selama dua jam.”
Di saat para pemilik restoran mencari jalan keluar dari dampak epidemi ini, pemerintah pun turun tangan untuk menyalurkan bantuan.
CHEN YUSHAN, Koresponden Xinhua:
“Pemerintah daerah juga telah menetapkan sejumlah kebijakan, seperti pengurangan biaya sewa untuk membantu mereka mengatasi kesulitan. Kami percaya bahwa ‘musim dingin yang keras’ karena epidemi ini akan segera berlalu.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Nanchang, China. (XHTV)