JUDUL: Refleksi setahun konflik Gaza: Krisis kemanusiaan memprihatinkan, medan perang meluas, dan perdamaian tak kunjung tercapai
SHOOTING TIME: 30 September 2024
DATELINE: 8 Oktober 2024
DURASI: 00:04:51
LOKASI: Gaza, Yerusalem, Kairo
KATEGORI: POLITIK
SHOTLIST:
1. STANDUP 1 (Bahasa Inggris): OHOOD AL-JAGHOUB, Reporter Xinhua di Ramallah
2. Berbagai cuplikan tentang Gaza
3. SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): IBRAHIM NASSER, Warga Palestina di Gaza
4. SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): SHARIF ATALLAH, Warga Palestina di Gaza
5. STANDUP 2 (Bahasa Inggris): FENG GUORUI, Koresponden Xinhua di Yerusalem
6. STANDUP 3 (Bahasa Inggris): YANG YIRAN, Koresponden Xinhua di Kairo
STORYLINE:
STANDUP 1 (Bahasa Inggris): OHOOD AL-JAGHOUB, Reporter Xinhua di Ramallah
“Setahun telah berlalu sejak perang dahsyat antara Gaza dan Israel kali ini dimulai pada 7 Oktober 2023. Kedahsyatan konflik yang sedang berkecamuk tersebut masih terasa di seantero kawasan ini, meninggalkan jejak kehancuran dan keputusasaan yang belum pernah diderita sebelumnya. Bagi rakyat Palestina, setahun terakhir merupakan periode paling mematikan, ditambah dengan penderitaan tanpa henti karena mereka harus terus menanggung beban perang yang kian sengit.”
Israel melancarkan serangan berskala besar terhadap Hamas di Gaza untuk membalas serangan mengejutkan Hamas di perbatasan Israel bagian selatan pada 7 Oktober 2023.
Jumlah korban jiwa sejauh ini sangat mencengangkan. Di Gaza, hampir 42.000 nyawa telah melayang, sebuah angka yang mewakili sekitar 2 persen populasi wilayah tersebut.
Lebih dari 90 persen penduduk terpaksa mengungsi dari rumah mereka, harus melarikan diri lagi dan lagi atas perintah evakuasi yang sering dikeluarkan Israel. Para pengungsi itu mencari tempat aman, yang senyatanya tidak ada.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): IBRAHIM NASSER, Warga Palestina di Gaza
“Skala kerusakannya tak terlukiskan, dan ini adalah pertama kalinya dalam hidup saya melihat kerusakan seperti yang terjadi di film-film laga. Dapatkah Anda membayangkan lingkungan tempat tinggal Anda dan bahkan jalanannya hancur lebur? Perang telah berdampak pada semua kebutuhan pokok hidup, listrik, air, makanan, minuman, dan sepatu yang tidak lagi tersedia. Kami mendapat air sepekan sekali. Ketika air datang, kami harus mengantre dan giliran saya mungkin tiba setelah 40 orang. Saya berharap perang berakhir dan perdamaian terwujud, karena kami sudah cukup mengalami perang, kerusakan, dan sabotase.”
SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): SHARIF ATALLAH, Warga Palestina di Gaza
“Meski dikenal sebagai wilayah damai, kehancuran yang kami lihat di Deir al-Balah tak terlukiskan. Orang-orang telah kehilangan segalanya dalam perang ini. Kami berharap perang segera berakhir karena setiap awal pasti ada akhirnya. Saya berharap perdamaian terwujud dan rekonsiliasi terjadi karena kami sangat lelah. Terus terang, hidup menjadi hampa tanpa air, makanan, dan kebutuhan pokok, serta sumber pendapatan. Bagaimana kami bisa hidup dalam situasi seperti ini?”
Di pihak Israel, lebih dari 1.200 warganya dan warga negara asing tewas dalam serangan 7 Oktober 2023, dan sedikitnya 346 tentara Israel tewas dalam pertempuran sejak militer Israel memulai operasi darat di Gaza, demikian menurut sejumlah laporan media.
Dampak limpahan dari pertempuran yang terus berlanjut di Gaza tampak kian nyata dengan laju yang makin cepat.
STANDUP 2 (Bahasa Inggris): FENG GUORUI, Koresponden Xinhua di Yerusalem
“Israel kini terlibat dalam berbagai konflik. Israel tidak hanya berperang melawan Hizbullah di Lebanon, tetapi juga Hamas di Gaza dan pemberontak Houthi di Yaman. Situasi terus memburuk, tanpa ada penyelesaian yang jelas.
Di balik aksi militer tersebut, warga sipil di kawasan itu sangat menderita. Di Gaza, sebagian besar wilayah hancur, sementara di Lebanon, ratusan ribu orang mengungsi akibat perang. Dampak kemanusiaan dari konflik sangat parah, dan korban jiwa dari rakyat sipil terus bertambah.”
Bertambahnya korban jiwa ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk mengakhiri kekerasan. Namun, masyarakat internasional masih kesulitan menemukan upaya bersama untuk menciptakan perdamaian abadi.
STANDUP 3 (Bahasa Inggris): YANG YIRAN, Koresponden Xinhua di Kairo
“Dukungan Amerika Serikat (AS) untuk Israel mempersulit upaya perdamaian. AS telah memberikan miliaran dolar AS dalam bentuk bantuan militer kepada Israel, sehingga menyulitkan masyarakat internasional untuk menunjukkan semangat persatuan.
Setelah konflik berdarah ini berjalan setahun, jelas bahwa masalah Palestina, meskipun telah dikesampingkan dalam beberapa tahun terakhir, tetap menjadi faktor signifikan dalam krisis di kawasan tersebut.
Untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut di Timur Tengah, masyarakat internasional harus fokus pada satu tujuan utama, yakni menghentikan pertempuran di Gaza.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Gaza, Yerusalem, Kairo.
(XHTV)