JUDUL: Produsen NEV berlomba garap pasar China lewat peningkatan inovasi dan kerja sama
SHOOTING TIME: Rekaman terbaru
DATELINE: 12 Mei 2024
DURASI: 00:01:20
LOKASI: HEFEI/GUANGZHOU, China
KATEGORI: EKONOMI
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan kegiatan di sektor NEV
STORYLINE:
Ketatnya persaingan telah mendorong perkembangan inovasi teknologi dan peningkatan industri di sektor kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) China, dengan merek-merek mobil gencar meningkatkan investasi dan mencari peluang kerja sama.
Pada kuartal pertama (Q1) tahun ini, penjualan NEV China naik 31,8 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 2,09 juta unit, menurut Asosiasi Manufaktur Mobil China (China Association of Automobile Manufacturer/CAAM).
Data dari asosiasi tersebut juga menunjukkan bahwa penjualan NEV di China melonjak 37,9 persen (yoy) menjadi sekitar 9,5 juta unit tahun lalu, dibandingkan dengan hanya 75.000 unit yang tercatat pada satu dekade silam.
Meski demikian, tahun 2023 juga merupakan tahun yang menjadi saksi terjadinya persaingan hidup dan mati di antara para produsen NEV di China, menyusul dicabutnya subsidi finansial untuk NEV yang telah berjalan selama 13 tahun.
Di saat produsen mobil konvensional dari dalam dan luar negeri berusaha mempercepat proses elektrifikasi, para pemain baru juga terjun ke sektor ini.
Raksasa teknologi China Huawei pada pertengahan April lalu meluncurkan model mobil listrik terbaru mereka, Luxeed S7, yang menggunakan sistem operasi Harmony OS yang dikembangkan secara mandiri. Pada akhir Maret, raksasa teknologi China ternama lainnya, Xiaomi, juga ikut merilis model NEV pertama mereka yang dikembangkan sendiri, yakni SU7.
Aito, merek NEV yang dikembangkan bersama oleh Huawei dan produsen mobil yang berbasis di Chongqing, Seres, memulai pengiriman kendaraan sport utility vehicle(SUV) berkapasitas enam tempat duduk mereka, M9, pada Februari lalu, yang dilengkapi kokpit pintar futuristik dengan sistem operasi Harmony OS.
Sementara itu, rantai industri NEV yang menjadi lebih saling terkait dan inklusif juga membuat munculnya lebih banyak potensi pasar di China, sehingga menarik lebih banyak investasi internasional.
Volkswagen Group China pada April lalu mengumumkan pihaknya akan menginvestasikan 2,5 miliar euro (1 euro = Rp17.266) untuk perluasan pusat inovasinya di Hefei, China.
Perusahaan teknologi Jepang Panasonic juga berencana meningkatkan investasinya di Provinsi Guangdong, China selatan, dengan fokus pada komponen NEV dan manufaktur cerdas.
Pada Maret, perusahaan patungan baru yang didirikan oleh Mercedes-Benz Group China Ltd. dan BMW Brilliance Automotive Ltd. didaftarkan di Beijing untuk mendukung pengoperasian jaringan pengisian daya super mereka di pasar China.
Semua ini menjadi sinyal yang menunjukkan bahwa China tetap menyambut baik para pemain industri untuk memanfaatkan potensi pasarnya dan membangun ekosistem mobilitas elektrik (e-mobility) yang lebih kuat bersama-sama.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Hefei/Guangzhou, China.
(XHTV)