JUDUL: PM Malaysia akan gunakan subsidi tertarget untuk atasi masalah tingginya biaya hidup
DATELINE: 27 November 2022
DURASI: 00:02:42
LOKASI: Kuala Lumpur
KATEGORI: POLITIK/EKONOMI
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim memimpin rapat khusus
2. Berbagai cuplikanpraktisi media bekerja
3. Berbagai cuplikan Anwar Ibrahim menghadiri konferensi pers di kantor perdana menteri
4. Berbagai cuplikan bendera nasional dan gedung kantor perdana menteri Malaysia
STORYLINE:
Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim pada Minggu (27/11) mengumumkan bahwa pemerintahannya akan meninjau penggunaan subsidi untuk membantu mereka yang paling membutuhkan dengan lebih baik.
Pendekatan subsidi skala luas yang diterapkan sebelumnya belum mampu mengatasi masalah biaya hidup secara efektif, terutama di kalangan warga Malaysia berpenghasilan rendah dan miskin, katanya dalam konferensi pers setelah memimpin rapat khusus dewan aksi nasional tentang biaya hidup bersama departemen dan lembaga pemerintah.
“Saya akan memberikan waktu dua pekan (kepada lembaga-lembaga terkait) untuk mengevaluasi semua implikasi dari subsidi tertarget dan berdiskusi dengan pihak swasta serta investor, sehingga semua pihak yang terlibat akan memahami bahwa tujuan subsidi adalah untuk meringankan beban masyarakat miskin,” tuturnya.
Anwar mengatakan meskipun dirinya tidak menentang penggunaan subsidi, subsidi harus diterapkan secara efektif untuk membantu mereka yang paling membutuhkan.
Sementara itu, Anwar mengatakan dirinya tidak akan melanjutkan praktik penunjukan menteri sebagai “hadiah” bagi pendukung politik yang diterapkan di masa lalu. Sebaliknya, dia akan memastikan pembentukan kabinet yang lebih kecil dengan individu-individu berkualifikasi tinggi yang mampu menerapkan kebijakannya secara efektif.
“Saya menginginkan menteri-menteri yang akan mendukung saya berdasarkan kebijakan-kebijakan saya dan juga berkomitmen terhadap tata kelola yang baik, antikorupsi, dan pemulihan ekonomi,” katanya.
Anwar dilantik pada 24 November dan belum membentuk kabinetnya. Diskusi antara koalisi Pakatan Harapan yang dipimpinnya dan berbagai blok politik lain yang membentuk pemerintahan persatuannya saat ini sedang berlangsung.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kuala Lumpur.
(XHTV)